BOYOLALI, KOMPAS.com - Warga kelompok rentan di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, tetap bertahan di tempat penampungan pengungsian sementara (TPPS) desa setempat.
Erupsi merapi pada Rabu (27/1/2021) tidak membuat para pengungsi terganggu.
Sekretaris Desa (Sekdes) Tlogolele Neigen Achtah Nur Edy Saputra mengatakan, erupsi Gunung Merapi tidak terlihat dari Desa Tlogolele.
"Cuma terdengar suara gemuruh. Itu pun terdengar di dua dukuh, Stabelan dan Takeran," kata Neigen ditemui di TPPS Tlogolele, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (28/1/2021).
Baca juga: Usai Hujan Abu Gunung Merapi, Warga di Boyolali Kesulitan Cari Pakan Ternak
Neigen juga mengatakan, tidak ada hujan abu di Tlogolele.
"Saya sudah cek seluruhnya tidak ada yang hujan abu," kata dia.
Dikatakannya, sampai saat ini jumlah pengungsi di TPPS Tlogolele ada sebanyak 241 jiwa.
Mereka mengungsi sejak Gunung Merapi dinaikkan statusnya dari Waspada (level II) menjadi Siaga (level III) atau selama tiga bulan.
Para pengungsi berasal dari empat dukuh di Desa Tlogolele, yakni Dukuh Stabelan, Dukuh Takeran, Dukuh Belang dan Dukuh Gumukrejo.
"Biasanya kalau pagi mereka pulang untuk aktivitas di ladang maupun mencari pakan untuk hewan ternaknya di rumah," katanya.
Baca juga: 4 Desa di Boyolali Diguyur Hujan Abu Erupsi Gunung Merapi
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.