Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Pandemi, Ini Penyebab Kota Serang Jadi Zona Merah untuk Pertama Kalinya

Kompas.com - 26/01/2021, 15:03 WIB
Rasyid Ridho,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Tidak terkendalinya penyebaran Covid-19 di klaster keluarga yang menyebabkan Kota Serang, Banten masuk zona merah Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Banten Muhammad Ikbal mengatakan, peningkatan kasus dari klaster keluarga yang menyebabkan ibu kota Provinsi Banten pertama kalinya berada di zona merah atau resiko penyebaran Covid-19 tinggi.

"Salah satu yang menjadi (penyebab) zona merah karena sebaran klaster di Kota Serang agak sedikit tidak terkendali, klaster keluarga (yang tidak terkendali)," kata Ikbal kepada wartawan di Puspemkot Serang. Selasa (26/1/2020).

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 di Banten Pecah Rekor, Kota Serang Jadi Zona Merah

Dijelaskan Ikbal, tidak taatnya pasien menjalani isolasi mandiri di rumah yang menyebabkan tertularnya anggota keluarga lainnya.

Untuk itu, Pemkot Serang akan menempatkan pasien tanpa gejala ke fasilitas kesehatan jika tidak siap menjalani isolasi mandiri.

"Memang saat ini, begitu ada pasien OTG yang membutuhkan dan tidak memungkinkan sama sekali menjalani isolasi mandiri di rumahnya, kita prioritaskan masuk ke RSUD Kota," ujar Ikbal.

Baca juga: Setahun Pandemi, Tak Satu Pun Warga Suku Baduy Kena Covid-19, Ini Rahasianya

Selain itu, tingginya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksan Rapid Test Antigen yang menyebabkan tingginya peningkatan kasus dalam dua pekan terakhr.

Dalam dua minggu terkahir saja, terjadi penambahan kasus sebanyak 200 orang, empat orang meninggal.

"Banyaknya orang untuk melakukan PCR besar kemungkinan yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak terkonfirmasi positif jadi positif tanpa gejala," jelas Ikbal.

Berdasarkan data terbaru dari Dinkes Kota Serang, kasus terkonfirmasi positif sebanyak 1.413 dengan pasien masih di rawat 77, pasien isolasi mandiri 677, pasien sembuh 621 dan 38 orang meninggal dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com