Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2021, 12:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - NF (25) warga Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo tewas dicekik suami sirinya, S warga Batuampar, Riau di sebuah kamar kos.

Saat ditemukan tewas pada Rabu (20/1/2021) ditemukan bekas luka di bagian kepala dan leher NF.

Penganiyaan terjadi karena S melihat percakapan WhatsApp antara NF dengan laki-laki lain.

Mereka pun terlibat cekcok dan S mencekik NF selama 30 menit hingga wanita muda itu tewas di tangan suaminya.

Pelaku yang panik sempat mencoba nunuh diri dengan minum obat nyamuk dan mencekik lehernya sendiri dengan kabel charger.

S kemudian menyerahkan diri dan saat ini ditahan di Mapolres Probolinggo.

Baca juga: Baru 2 Bulan Menikah, Seorang Istri Tewas Dibunuh Suami, Motifnya Cemburu

Kenal di Facebook dan diusir karena kasar

ilustrasi FacebookBloomberg ilustrasi Facebook
NF adalah ibu muda yang memiliki anak berusia 4 tahun.

Setelah bercerai dengan suami pertamanya, NF berkenalan dengan pria berinsial S asal Riau di Facebook.

Pada April 2020, S dan keluarganya datang ke Prbolinggo untuk melamar NF. Namun karena pandemi, pernikahan di KUA ditunda.

Mereka pun melangsungkan pernikahan siri dan berencana meresmikan pernikahannya serelah pandemi selesai.

Menurut kakak NF, Totok, setelah menikah ternyata adiknya kerap mendapatkan perlakuan tak baik dari suami sirinya.

Baca juga: Cemburu Baca Pesan di WhatsApp, Suami Cekik Istri 30 Menit hingga Tewas

Bahkan kata Totok, S enak-enak di rumah saat NF bekerja. Bahkan NF membelikan motor baru untuk S.

"Bahkan ia dibelikan sepeda motor Yamaha Vixion oleh adik saya, yang mana uang yang diperoleh merupakan uang hasil jualan online," kata Totok.

Keluarga yang tak terima dengan perilaku S yang kasar pada NF, kemudian mengusir pria asal Batuampar dari rumah mereka.

"Akhirnya dia diusir dari rumah kami, pelaku sempat meminta maaf sampai bersujud namun kami sudah memantapkan hati untuk tetap mengusirnya. Akhirnya S pergi dari rumah," jelas Totok.

Baca juga: Cemburu Tak Dilayani Pemandu Lagu Langganan, 2 Pemuda Tusuk Tamu Kafe Hingga Tewas

Menurut Totok, di hari kejadian NF minta izin ke kaluarga untuk megirimkan pesanan jualan online.

Awalnya ada keluarga yang hendak mengantar. Tapi NF menolak. Keluarga mulai curiga karena hingga pukul 16.00 WIN, NF tak bisa dihubungi.

Sekitar pukul 21.00 WIB, tiba-tina mendatangi rumah keluarga dan mengatakan jika NF tewas dibunuh suami sirinya.

"Polisi datang ke rumah kami dan mengatakan bahwa NF sudah meninggal karena dibunuh oleh suami sirinya sendiri. Kami sangat terpukul dan sangat berat untuk menerimanya. Kami minta pelaku dihukum berat kalau perlu dihukum mati," kata Totok.

Baca juga: Anggota Komisi A DPRD Depok Cemburu Kota Bekasi Punya Stadion untuk Penanganan Covid-19

Menurut Totok kepergian NF membuat keluarga terpukul karena ibu NF baru meninggal dunia.

"Kami merasakan kepedihan secara beruntun lantaran ibu sudah meninggal belum sampai 40 hari yang lalu dan kini adik kami yang meninggal."

"Ibu kami meninggal karena sakit-sakitan, beliau sampai begitu karena terus kepikiran sama adik saya (NF) dan kasihan," kata Totok kepada Kompas.com di Kota Probolinggo, Jumat (22/1/2021).

Baca juga: Fakta Remaja Putri Dianiaya 7 Temannya, Viral di Medsos, Motifnya Cemburu

Curiga lampu kos belum dinyalakan

IlustrasiKOMPAS/TOTO SIHONO Ilustrasi
Kasatreskrim Polres Probolinggo Kota AKP Heri Sugiono mengatakan di hari kejadian, NF menemui suaminya, S yang tinggal di kos untuk mengantar pakaian.

S tinggal di kos di Jalan Letjen Sutoyo setelah diusir oleh keluarga istrinya.

Berdasarkan keterangan pemilik kamar indekos tersebut, Jumila, ia mengaku curiga karena kamar yang ditempati oleh pasutri siri tersebut lampunya tidak dinyalakan hingga malam.

Karena curiga, Jumila bersama warga sekitar mengecek kondisi kamar melalui jendela. Ternyata korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa di tempat tidurnya.

Baca juga: Terbakar Cemburu, Pria Ini Pukul Teman Mantan Istrinya hingga Tewas

Jumila bersama warga melaporkan kejadian di kamar indekos miliknya tersebut ke polisi.

Mayat korban dievakuasi dan dibawa ke RSUD dr Mohammad Saleh Kota Probolinggo.

Heri mengungkapkan, dari keterangan Marijo, suami pemilik indekos tersebut, S mengaku butuh kamar selama 2 minggu dan sudah membayar kepadanya sebesar Rp 250.000.

Pemilik indekos, kata Heri, sebelumnya tidak tahu identitas S karena saat dimintai KTP, S berjanji akan segera menyerahkan.

S saat ditahan di mapolres dan dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Ahmad Faisol | Editor : Dheri Agriesta, Robertus Belarminus)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com