Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Pengungsi Erupsi Gunung Merapi di Sleman Sudah Pulang

Kompas.com - 18/01/2021, 20:50 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Jika yang sudah pulang masuk dalam kategori kelompok rentan, maka akan diminta tetap di pengungsian.

"Kalau misalkan kelompok rentan ya tetap kita sebelum ada instruksi dari pemerintah ya tetap bertahan di pengungsian. Saya tidak ingin ada risiko di kemudian hari dan keselamatan warga itu yang utama," tegasnya.

Suroto tidak ingin kejadian pada saat erupsi 2006 silam kembali terulang.

Saat itu, warga pulang ke rumah dan selang dua hari Gunung Merapi mengalami erupsi.

"Jadi saya juga masih trauma itu (kejadian 2006), dulu waktu itu pulang dua hari habis itu langsung meletus. Saya tidak ingin seperti itu, intinya keselamatan warga yang utama," katanya.

Baca juga: BPBD DIY Tak Mau Terburu-buru Pulangkan Pengungsi Gunung Merapi

Oleh karenanya pihaknya memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal ini pengungsi.

Sebelum ada instruksi dari Pemerintah Kabupaten, agar tetap bertahan di pengungsian dan jangan kembali ke rumah.

"Warga masyarakat disini ini kan diminta dari pemerintah jadi kalau pemerintah belum memulangkan jangan pulang dulu. Terkait aktivitas Merapi, kita jelaskan ke masyarakat secara visual arahnya ke Barat, tapi ini enggak jaminan aman untuk warga masyarakat," sebutnya.

Sebelumnya, BPPTKG memperbarui potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi.

BPPTKG menyebut, saat ini potensi bahaya erupsi Merapi cenderung ke sebelah selatan-barat daya.

Baca juga: Dalam 6 Jam, Gunung Merapi Keluarkan 36 kali Guguran Lava Pijar

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava, awan panas, pada sektor Sungai Kuning, Sungai Boyong, Sungai Bedok, Sungai Krasak, Sungai Bebeng dan Sungai Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau sejauh maksimal 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com