Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber | Mantan Ketua DPRD Wajo Tolak Kembalikan Mobil Dinas

Kompas.com - 15/01/2021, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga shalat.

Pesan tersebut disampaikan kepada Alhasan Ali Jaber, anak Ali Jaber yang tinggal di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB

Sementara itu di Wajo, Sulawesi Selatan, Ketua DPRD Wajo, Andi Asriadi diduga menolak untuk mengembalikan mobil dinas jenis Toyota Fortuner.

Ia kemudian dilaporkan ke polisi atas dugaan penguasaan aset negara untuk kepentingan pribadi.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com dan berikut lima berita nusantara selengkapnya.

1. Pesan Terakhir Syekh Ali Jaber pada anaknya

Alhasan Ali Jaber, anak pertama Syekh Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Mataram, NTB, Kamis (14/1/2021).KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM Alhasan Ali Jaber, anak pertama Syekh Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Mataram, NTB, Kamis (14/1/2021).
Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga shalat.

"Jaga shalat sama jaga mama, yang penting shalat," kata Alhasan Ali Jaber, anak Ali Jaber saat ditemui di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, (14/1/2021).

Alhasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Nadia Salim.

Ia bercerita semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak meninggalkan shalat.

Semasa hidupnya Syekh Ali Jaber sempat berpesan, jika dirinya meninggal, Ia ingin dimakamkan di Lombok.

Terkait hal ini, Alhasan mengatakan semua keluarga masih menunggu kabar dari Jakarta.

"Ya, kita usahain nanti diurus dulu belum ada kabar. Orang lagi repot semua di sana lagi ngurus semua. Kalau memang bisa dan tidak ada kendala apa-apa kita makamkan di sini (Lombok)," kata Alhasan.

Baca juga: Pesan Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal kepada Anak: Jaga Mama, Jaga Shalat, yang Penting Shalat

2. Dedi Mulyadi menangis bahagia

Dedi Mulyadi saat mendamaikan Agesti (kanan) dan ibunya, Sumiyatun (kiri) di Demak, Jawa Tengah, Rabu (13/1/2021).handout Dedi Mulyadi saat mendamaikan Agesti (kanan) dan ibunya, Sumiyatun (kiri) di Demak, Jawa Tengah, Rabu (13/1/2021).
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menangis ketika melihat Agesti Ayu Wulandari (19) berpelukan dan saling memaafkan dengan ibunya, Sumiyatun (36), di Hotel Amantis, Rabu (13/1/2021).

Keduanya pun berdamai setelah sempat berseteru hingga berujung di kepolisian.

Agesti sebelumnya telah melaporkan ibunya, Sumiyatun, dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Sumiyatun dituding membuang pakai milik Agesti. Agesti sempat dibujuk oleh Dedi untuk mencabut laporan itu dan berdamai.

Akan tetapi, gadis yang masih menempuh pendidikan di sebuah perguruan tinggi di Jakarta itu menolak dan tetap ibunya ingin diproses hukum.

Kendati demikian, pada Rabu, hati Agesti akhirnya luluh. Ia malah mendatangi ibunya di Demak untuk meminta maaf dan akan mencabut laporannya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Menangis Bahagia Saat Damaikan Perseteruan Ibu dan Anak di Demak

3. Cerita di balik penumpang gunakan identitas berbeda

Petugas PMI saat hari keenam Operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas PMI saat hari keenam Operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).
Dua warga asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, yakni Teofilus Lau Ura dan Selvin Daro adalah penumpang Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta- Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).

Dua penumpang itu adalah calon suami istri yang akan menikah.

Mereka berangkat ke Pontianak untuk mencari pekerjaan dengan menggunakan identitas orang lain yakni yakni Felix Wenggo dan Sarah Beatrice Alomau.

"Dalam waktu dekat, keduanya akan menikah. Tetapi, karena sang calon suami diberhentikan dari pekerjaan di Jakarta, maka keduanya memutuskan untuk meningalkan Jakarta untuk ke Pontianak," kata Benediktus Beke, perwakilan keluarga laki-laki.

Menurutnya Teofilus dan Selvin tak berniat buruk memakai identitas orang lain saat menaiki pesawat.

Hal itu dilakukan karena Teofilus yang sudah lama berhenti dari pekerjaannya dan ingin mencoba peruntungan di Pontianak.

"Sebentar lagi keduanya mau menikah, tetapi tidak punya uang, sehingga walalu gunakan identitas orang lain keduanya nekat berangkat ke Pontianak untuk mencari kerja di sana," kata Benediktus.

Baca juga: Cerita di Balik 2 Penumpang Sriwijaya Air Pakai Indentitas Orang Lain, Ingin Cari Kerja ke Pontianak

4. Mantan Ketua DPRD tolak kembalikan mobil dinas

Wakil Bupati Wajo (kanan) saat menyerahkan berkas pelaporan di ruangan Ditreskrimsus Polda Sulsel, Rabu (13/1/2021).Dok Istimewa Wakil Bupati Wajo (kanan) saat menyerahkan berkas pelaporan di ruangan Ditreskrimsus Polda Sulsel, Rabu (13/1/2021).
Mantan Ketua DPRD Wajo, Sulawesi Selatan, Andi Asriadi diduga menolak untuk mengembalikan mobil dinas jenis Toyota Fortuner.

Andi Asriadi yang menjabat Ketua DPRD pada periode 2009-2014 kemudian dilaporkan ke polisi atas dugaan penguasaan aset negara untuk kepentingan pribadi.

Pemerintah Kabupaten Wajo terpaksa membawa kasus tersebut ke jalur hukum setelah peringatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak diindahkan oleh yang bersangkutan.

Ketua tim Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) KPK Frismon sebelumnya mengaku sudah berulang kali memberikan peringatan kepada Andi Asriadi untuk segera mengembalikan aset negara tersebut.

Karena dianggap tidak ada iktikad baik itu, pihaknya meminta pemerintah kabupaten setempat untuk menempuh jalur hukum.

"Bayangkan sejak 2009 kendaraan dinas yang seharusnya pelat merah kepunyaan negara, justru dikuasai yang bersangkutan," ujar Frismon.

"Makanya kan Pak Wabup Wajo langsung ke Polda agar masalahnya jelas. Kasihan pemerintah sudah kerja keras mengamankan semua aset daerah, justru ada yang mau menguasai," ucap Frismon.

Baca juga: Mantan Ketua DPRD Wajo Menolak Kembalikan Mobil Dinas dan Tak Gubris Peringatan KPK

5. Di Jombang, 2 minggu banjir tak kunjung surut

Bupati Jombang Mundjidah saat meninjau lokasi banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1/2021).KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ Bupati Jombang Mundjidah saat meninjau lokasi banjir di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (13/1/2021).
Hampir 2 minggu, banjir melanda ratusan rumah warga di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa Timur tak kunjung surut.

Selain menggenangi rumah warga, banjir juga merendam persawahan dan jalan raya. Ketinggian banjir di daerah itu bervariasi, mulai dari 15 hingga 80 centimeter.

Bupati Jombang Mundjidah Wahab bersama rombongan melakukan peninjauan lokasi pada Rabu (13/1/2021) siang.

Namun sang bupati dan rombongan hanya berhenti di sisi barat pada batas dusun yang tidak terkena banjir.

Saat mereka akan meninggalkan lokasi, salah seorang warga yang tidak diketahui identitasnya melontarkan protes kepada sang bupati.

"Percuma ke sini, ayo masuk (ke lokasi banjir) kalau berani. Jangan hanya di sini," ujar pria yang melakukan protes tersebut, saat didorong menjauh dari lokasi Bupati Jombang dan rombongannya.

Warga tersebut mengaku kecewa dengan kinerja yang dilakukan bupati dan jajarannya.

Karena persoalan banjir yang melanda dusunnya tersebut sudah terjadi setiap tahun. Tapi kondisinya bukannya membaik tapi justru semakin buruk.

Baca juga: Hampir 2 Minggu Banjir Tak Kunjung Surut, Warga Kecewa dengan Kinerja Bupati Jombang

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Karnia Septia | Editor : David Oliver Purb, Setyo Puji, Dony Aprian, Candra Setia Budi, Setyo Puji, Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com