Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Jamur Raksasa Seberat 10 Kg di Lombok, Tumbuh di Pinggir Sungai Tertutup Sampah Daun

Kompas.com - 12/01/2021, 19:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dahlan Efendi (25) warga Dusun Batu Mate, Desa Penggembur, Lombok Tengah menemukan jamur dengan ukuran raksasa seberat 10 kilogram di tepi sungai pada Senin (11/1/2020).

Saat ditemukan, jamur raksasa tersebut tertutup sampah daun.

Kepada Kompas.com Dahlan bercerita jika ia menemukan jamur tersebut secara tak sengaja. Menurutnya, dia sempat sakit. Namun setelah merasa sembuh, ia kemudian berjalan-jalan menyusuri sungai untuk mencari jamur untuk dikonsumsi.

Tak disangka dia menemukan jamur raksasa.

Baca juga: Warga Temukan Jamur Raksasa Seberat 10 Kilogram, Dinas Kesehatan: Jangan Dimakan

"Awalnya saya sempat sakit, pas sembuh itu saya ingin makan jamur, dan saya menyusuri pinggir kali, dan menemukan jamur sebesar ini," kata Dahlan kepada Kompas.com di rumahnya, Selasa (12/1/2021).

"Kaget, saya temukan itu tertutup sampah dedaunan, terus saya bersihkan, dan ya ini rupanya," kata Dahlan.

Pria 25 tahun tersebut kemudian menunjukkan jamur raksasa yang ia temukan. Setelah diukur, jamur tersebut berbobot 10 kilogram dan dengan tinggao 40 sentimeter.

Baca juga: Heboh Warga Temukan Jamur Raksasa di Pinggir Sungai, Beratnya 10 Kilogram

Imbau tidak dikonsumsi

penampakan jamur raksasa di Lombok TengahKOMPAS.COM/IDHAM KHALID penampakan jamur raksasa di Lombok Tengah
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah Omdah mengimbau agar warga tak konsumsi jamur raksasa tersebut.

Walaupun belum memastikan jenis jamur raksasa tersebut, Omdag khawatir jamur tersebut mengandung racun.

"Katanya jamur ini seperti jamur biasa, namun besarnya yang tak biasa, saya khawatirnya nanti mengandung racun," kata Omdah.

Sejak jamur tersebut ditemukan, warga mulai berdatangan ke rumah Dahlan karena penasaran.

Warga ingin melihat secara langsung jamur raksasa tersebut atau sekedar memotretnya.

"Pas saya temukan kemarin itu sekitar jam dua siang, warga heboh, banyak yang datang ingin melihat jamur ini," kata Dahlan.

Baca juga: Keracunan Jamur Balado, Satu Keluarga di Cianjur Dilarikan ke Puskesmas

Muncul di musim hujan

Ilustrasi jamur di rumput halaman rumah. UNSPLASH/FRANK EIFFERT Ilustrasi jamur di rumput halaman rumah.
Dilansir dari pemberitaan Kompas.com (5/2/2020), peneliti Jamur Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Atik Retnowati mengatakan musim penghujan merupakan waktu yang sangat ideal bagi jamur untuk tumbuh.

Fenomena tumbuhnya jamur raksasa di musim penghujan merupakan kondisi yang juga umum terjadi di Indonesia.

Salah satu jenis jamur raksasa yang sering ditemukan tumbuh di Indonesia adalah Macrocybe gigantea.

Jamur ini anggota dari ordi Agaricales, yang dapat ditemukan setiap tahun pada lokasi yang sama dan ditemukan di mana saja pada lokasi habitat yang sesuai dengan syarat tumbuhnya.

Baca juga: Masuki Musim Hujan, Jamur Raksasa Akan Bermunculan di Indonesia

Ciri-ciri jamur raksasa Macrocybe gigantea, yakni memiliki badan buah berukuran besar dengan diameter tudung buah sampai 30 centimeter.

Jamur ini berdaging tebal, serta memiliki beberapa varian warna, antara lain warna putih, krem hingga krem keabu-abuan.

Atik menjelaskan jika Macrocybe gigantea bukanlah jenis jamur endemik Jawa. Sebab, untuk menentukan endemisitasnya diperlukan eksplorasi yang lebih intensif di seluruh wilayah Indonesia.

Selain di Indonesia, jamur liar ini pernah juga ditemukan di Pakistan, India, Nepal, China.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Idham Khalid, Ellyvon Pranita | Editor: Dheri Agriesta, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com