KOMPAS.com - Berbulan-bulan Indah Halima Putri tak kembali ke Pontianak karena tengah menyiapkan kelahiran anaknya.
Usai anaknya lahir, Indah pun berencana kembali ke tempat tinggalnya bersama sang suami di Pontianak.
Namun perjalanannya ke Pontianak rupanya menjadi musibah bagi Indah, suami dan sejumlah anggota keluarganya.
Namun saat hamil besar, Indah kembali ke kampung halamannya, Desa Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Dia kemudian melahirkan dan merawat bayinya sampai beberapa bulan di sana.
"Sejak hamil besar, Indah pulang ke Desa Sungai Pinang hingga melahirkan dan anaknya usia tujuh bulan," kata adik Indah, Nabila, saat ditemui Kompas.com di kediaman orangtua Indah di Desa Sungai Pinang 2, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Sabtu (9/1/2021).
Baca juga: Sederet Fakta Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Hilang Kontak, Berisi 62 Jiwa hingga Tangis Pilu Keluarga
Suami bersama mertua dan keponakannya datang ke Ogan Ilir untuk menjemput Indah.
Mereka datang sepekan yang lalu, namun baru pulang ke Pontianak pada Sabtu kemarin.
"Baru seminggu lalu suami Indah, Muhammad Rizky Wahyudi menjemput untuk kembali ke Pontianak. Namun musibah itu tiba," papar Nabila.
Dari Ogan Ilir, mereka sempat transit di Jakarta terlebih dahulu.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan dengan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 menuju Pontianak.
Baca juga: Panglima TNI: Koordinat Jatuhnya Sriwijaya Air Sudah Ditemukan
Foto itu dikirimkan kepada Nabila melalui pesan WhatsApp.
Tampak dari foto itu cuaca sedang hujan lebat.
Indah juga meminta doa agar perjalanannya selamat.
"Doakan ya," kata Nabila membacakan pesan terakhir Indah sebelum pesawat hilang kontak.
Baca juga: Dijebloskan oleh Anak Kandungnya ke Penjara, Ibu: Wajahnya Kena Kuku Saya
Sebelumnya diberitakan, Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak berangkat dari Bandara Soetta, Sabtu pukul 14.36 WIB.
Pukul 14.40 WIB, pesawat dinyatakan hilang kontak. Pesawat disebut jatuh di perairan Kepulauan Seribu, dekat Pulau Laki dan Pulau Lancang.
Direktur Utama Sriwijaya Air Jeff Jauwena mengatakan keberangkatan pesawat sempat tertunda selama 30 menit akibat hujan deras.
"Delay akibat hujan deras, maka ada delay 30 menit saat boarding," kata Jeff dalam konferensi pers dari Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (9/1/2021).
Sementara itu, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Suryanto Cahyono mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan berbagai informasi mengenai peristiwa jatuhnya pesawat SJ182 itu.
Sejauh ini, diketahui pesawat seri Boeing 737-500 itu berusia sekitar 26 tahun dan dibuat pada tahun 1994.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ogan Komering Ilir, Amriza Nursatria | Editor: David Oliver Purba)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.