BANYUMAS, KOMPAS.com - Penyebaran virus corona (Covid-19) yang belum terkendali membuat sebagian masyarakat ketakutan.
Berbagai cara dilakukan untuk melindungi diri atau keluarga dari paparan virus tersebut dengan menerapkan protokol kesehatan.
Namun, bagi Sabar Suharno (46), warga RT 002 RW 010, Desa Ajibarang Wetan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pencegahan tersebut dianggap tidak cukup.
Selama hampir dua pekan terakhir, Sabar bersama istri dan ketiga anaknya memilih membatasi interaksi dengan orang luar.
Baca juga: Pembatasan Kegiatan Masyarakat, Bupati Banyumas: Segera Kita Tindak Lanjuti
Ia menutup rapat rumahnya menggunakan pagar keliling yang terbuat dari seng.
Praktis, bagian depan rumah Sabar yang berada di kawasan permukiman padat penduduk itu tidak terlihat sama sekali, kecuali lembaran seng yang mengelilingi rumah.
Pada bagian pojok, disediakan pintu kecil untuk akses kelur masuk.
"Saya sering melihat berita-berita tentang Covid-19, jadi ketakutan saya lebih dari warga yang lain," kata Sabar saat ditemui di rumahnya.
Ketakutan Sabar semakin menjadi ketika beberapa pekan lalu, tetangganya ada yang terpapar Covid-19.
"Covid-19 ini sudah di depan mata. Begini saja (menutup rumah dengan seng) saya tidak yakin bisa terlindungi, tapi ini sudah upaya paling maksimal," ujar Sabar.
Baca juga: Penyintas Covid-19 yang Donasikan Plasma Darah di Banyumas Masih Minim
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.