Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bencana Tanah Bergerak di Gunung Beser Sukabumi, Warga yang Khawatir Tinggalkan Rumah

Kompas.com - 03/01/2021, 23:26 WIB
Budiyanto ,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Menyusul bencana tanah bergerak, jumlah warga di kaki Gunung Beser, Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, yang mengungsi terus bertambah.

Setiap harinya, warga yang dihantui ketakutan bencana geologi tersebut terus memindahkan harta bendanya ke rumah keluarga atau kerabat.

"Ada 20 rumah yang terdampak bencana tanah bergerak ini," ungkap Ketua RW setempat, Oom Supriatna kepada Kompas.com di Kampung Ciherang, Minggu (3/1/2020).

Menurutnya, sejak bencana tanah bergerak tiga pekan lalu, sejumlah warga terdampak mulai mengungsi dan meninggalkan rumahnya.

Awalnya, hanya warga yang rumahnya rusak mengungsi ke rumah keluarga atau kerabatnya. Juga ada yang mengungsi ke SD Negeri Ciherang.

Baca juga: Pajero Terjun ke Sungai Usai Senggol Motor dan Mobil, Polisi: Pengemudi Dilarikan ke RS

Namun, karena bencana tanah bergerak masih berlangsung, warga yang meninggalkan rumah terus bertambah.

"Mayoritas malam hari mengungsi, apalagi bila hujan. Dan pagi hari kembali ke rumah untuk beraktivitas," tutur Oom.

"Ada juga yang sudah pindah ke orangtuanya, ada juga yang sudah memindahkan perabotan rumah tangganya," sambung dia.

Pindahkan perabotan rumah tangga

Salah seorang warga terdampak, Dede (37) mengaku langsung mengungsi ke rumah saudara setelah rumahnya rusak parah akibat bencana tanah bergerak.

"Sementara kami mengungsi ke rumah adik, kalau di sini terus takut ambruk," ungkap dia sambil menunjukkan dinding dan lantai yang retak-retak.

 

Warga menunjuk retakan pada dinding rumah dampak bencana tanah bergerak di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/1/2021).KOMPAS.com/ BUDIYANTO Warga menunjuk retakan pada dinding rumah dampak bencana tanah bergerak di Kampung Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/1/2021).
Warga lainnya, Aef (50) menuturkan setiap sore bersama seluruh anggota keluarganya selalu meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke bangunan sekolah.

"Kami takut juga. Karena di dekat rumah ada retakan-retakan baru," kata Aef yang rumahnya berada di kemiringan.

Pantauan Kompas.com, aktivitas warga yang memindahkan perabotan rumah itu berlangsung sejak Minggu siang. Di antaranya di salah satu keluarga yang rumahnya panggung.

"Di kolong rumah ini tanahnya retak memanjang dari sebelah selatan ke utara," kata Ocah (65) saat berbincang di rumahnya.

"Retakan tanah ini juga terus ke lahan yang lebih rendah hingga ke tempat mandi umum, dan sawah," sambung dia.

Baca juga: Nikahi Cucu Pendiri Pondok Gontor, Din Syamsudin Beri Maskawin Sesuai Tanggal Pernikahan

Sebelumnya, masyarakat Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, dihantui ancaman bencana tanah bergerak.

Ketakutan dialami warga itu menyusul ditemukannya sejumlah retakan di bangunan dan tanah di permukiman hingga persawahan tiga pekan terakhir.

Bahkan di antaranya terdapat beberapa rumah mengalami kerusakan pada dinding dan lantainya.

Selain itu terjadi tanah ambles yang menggerus lahan persawahan tidak jauh dari permukiman, Jumat (2/1/2021) sore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com