Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2020: Berpulangnya Didi Kempot hingga Ki Seno Nugroho

Kompas.com - 31/12/2020, 13:25 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Dimakamkan di Ngawi

Didi Kempot dimakamkan di Desa Majasem, Ngawi, Jawa Timur.

Pelantun tembang Stasiun Balapan itu dimakamkan di sebelah makam anak pertamanya, Lintang.

Lintang adalah anak pertama Didi Kempot dari istri pertamanya Saputri yang meninggal di usia enam bulan.

Setelah sempat disemayamkan dan dishalatkan di rumah duka, jenazah Didi Kempot diantar ke peristirahatan terakhir.

Ribuan sobat ambyar bahkan datang ke pemakaman dan menumpahkan tangis di hari itu.

Kepergian Didi Kempot menyisakan duka mendalam bagi semua kalangan.

Sebab, selain dikenal sebagai seniman rakyat, Didi Kempot juga memiliki rasa kepedulian tinggi.

Sebelum meninggal, seniman yang lahir pada 31 Desember 1966 tersebut sempat menggelar konser amal bersama Kompas TV.

Mengenang sosok sang maestro, Pemerintah Kota Solo pun hendak membangun sebuah monumen Didi Kempot di Kompleks Stasiun Balapan Solo.

Baca juga: Pihak RS Sebut Didi Kempot Tak Sadar Saat Dibawa ke Kasih Ibu

Dalang Ki Seno Nugroho meninggal dunia

Seno Nugroho Saat di Dusun Munggi, Semanu Minggu (4/8/2019)KOMPAS.com/MARKUS YUWONO Seno Nugroho Saat di Dusun Munggi, Semanu Minggu (4/8/2019)
"Wong urip kui sing dienteni opo? wong urip kui sing dienteni mati, ming keri antre (Orang hidup itu yang ditunggu apa? Orang hidup yang ditunggu kematian, hanya tinggal mengantre saja)," demikian dialog Bagong pada Patih Sengkuni di sebuah lakon wayang yang dimainkan oleh Dalang Ki Seno Nugroho.

Penggalan dialog di akun Youtube Dalang Ki Seno tersebut seolah memberikan pesan, kematian akan menjemput setiap makhluk bernyawa.

Sang dalang bertalenta asal Bantul, Yogyakarta itu telah berpulang pada Selasa (3/11/2020).

Kepergian Ki Seno diantarkan oleh gending jawa Ladrang Gajah Seno, sesuai dengan wasiatnya sebelum meninggal dunia.

Baca juga: Sosok Ki Seno Nugroho di Mata Ganjar Pranowo, Dalang yang Khas

Bersepeda

Sebelum meninggal dunia, Ki Seno rupanya sempat bersepeda pada Selasa (3/11/2020) petang.

Namun di tengah perjalanan, Ki Seno merasa kesakitan.

"Semalam habis bersepeda sama temannya orang sini, sesampainya di tengah jalan sudah berasa sakit sampai dijemput warga sini," kata Manajer Ki Seno, Gunawan Widagdo.

Sempat beristirahat, kondisi Ki Seno justru memburuk dan muntah-muntah.

Ia pun kemudian diantar ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Tim RS PKU Muhammadiyah menyatakan Ki Seno mengalami penyumbatan darah di jantung sekitar 100 persen.

Kondisi itu membuat dalang yang kondang dengan pentas live streaming-nya tersebut tak bisa bertahan.

Ki Seno dinyatakan meninggal dunia. "Meninggal sekitar pukul 22.15 WIB," kata Gunawan.

Baca juga: BERITA FOTO: Dalang Ki Seno Nugroho Meninggal, Gending Jawa Dimainkan di Rumah Duka

Pesan sebelum meninggal

Sebelum meninggal, Ki Seno rupanya pernah berwasiat.

Ia ingin diiringi gending gamelan jawa ketika berpulang.

Salah satu orang yang mengetahui pesan tersebut adalah sinden Ki Seno, Tatik Lestari Handayani.

"Sesuk kalau aku ra ono ini (gamelan) diunekke (Besok saat aku meninggal gamelan ini dibunyikan)," kata Tatik menirukan permintaan Seno.

Jenazah Seno kemudian dimakamkan satu liang lahat dengan sang ayah di pemakaman Semaki Gede, Umbulharjo, Yogyakarta.

Dua wayang Ki Seno yakni Bagong dan Bima milik almarhum pun ikut dimakamkan.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Labib Zamani, Sukoco, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Dony Aprian, Khairina, Pythag Kurniati, David Oliver Purba, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com