MEDAN, KOMPAS.com - Dalam sepekan, 3 ekor lembu di Langkat, Sumatera Utara, menjadi mangsa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Masyarakat diimbau untuk mengubah pola penggembalaan agar tidak kembali terjadi konflik.
Dihubungi via telepon, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil V Bahorok BBTNGL, Palber Turnip mengatakan, konflik pertama terjadi pada Jumat (18/12/2020).
Pihaknya menerima laporan adanya lembu milik warga di Blok Hutan Sei Kelam, Resor Bahorok, dimangsa harimau pada Jumat sore.
Pada hari itu juga, petugas memasang jebakan kamera (camera trap). Sehari kemudian, hasil camera trap menunjukkan kemunculan harimau di lokasi temuan bangkai.
"(Keesokan harinya) karena ada sisa sedikit bangkainya, kemudian dibakar untuk menghilangkan dominansi harimau di lokasi tersebut," katanya, Senin (28/12/2020).
Baca juga: Setelah 9 Bulan, Harimau Sumatera Bernama Corina Dilepaskan ke Habitatnya
Menurutnya, kejadian konflik harimau tidak lepas dari masih banyaknya warga yang enggan mengandangkan ternak. Lembu tersebut digembalakan di dekat hutan kemudian ditambatkan sehingga memancing datangnya harimau.
"Mungkin karena kalau dikandangkan, mereka harus mengambil rumput untuk pakan, mereka memilih untuk menggembalakannya," katanya.
Sepekan kemudian, kasus serupa terjadi di Dusun Selayang, Desa Lau Damak, Kecamatan Bahorok. Menurut Palber, jarak lokasi di Blok Sei Kelam dengan lokasi di Lau Damak hanya 6 - 7 km, dan 2 km dari perbatasan dengan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).
Kepada wartawan, Kepala Bidang Wilayah I Kabanjahe, Mustafa Imran Lubis pada Senin siang mengatakan, pihaknya mendapatkan laporan adanya 2 ekor lembu yang dimangsa harimau di Desa Lau Damak pada Jumat (25/12/2020) pagi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan