Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pergerakan Tanah Tak Biasa di Garut, 28 KK Terpaksa Mengungsi

Kompas.com - 23/12/2020, 16:45 WIB
Ari Maulana Karang,
Khairina

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Sebanyak 28 kepala keluarga (KK) dari empat kampung di Desa Ciroyom Kecamatan Cikelet, saat ini terpaksa tinggal di pengungsian di Gelanggang Olahraga (GOR) yang ada di Desa Ciroyom setelah terjadi pergerakan tanah yang merusak rumah mereka.

Pergerakan tanah yang terjadi, menurut Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, terbilang di luar kebiasaan. Karena, terjadi di lahan yang tanahnya rata, tidak berbukit seperti biasanya terjadi di kasus pergerakan tanah.

“Tidak seperti yang kita perkirakan sebelumnya, ternyata tanahnya datar,” jelas Helmi saat dihubungi lewat telepon genggamnya, usai melihat langsung lokasi empat kampung yang mengalami pergeseran tanah.

Baca juga: Beda Pilihan Politik dengan Pemilik Tanah, Risal Bongkar Rumahnya dan Rumah Mertua Lalu Pindah

Helmi melihat, pergeseran tanah atau tanah amblas di daerah ini, cakupannya sangat luas hingga keempat kampung yaitu Kampung Ciawi, Barujaya, Rancaputat dan Cilame.

Pemerintah daerah sampai saat ini belum bisa mengambil langkah-langkah strategis terkait warga yang terdampak.

“Jadi kami masih menunggu hasil penelitian dari PVMBG dulu, tunggu rekom PVMBG apakah ini harus direlokasi, kalau direlokasi lokasinya ke mana dan harus seperti apa, karena ini kalau dilihat dari tanahnya, ini tanah datar,” katanya.

Baca juga: Dirawat 3 Hari, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Tuban Meninggal Positif Covid-19

Saat ini, menurut Helmi, warga yang terdampak pada siang hari bekerja seperti biasa. Namun, pada malam hari mereka tinggal di pengungsian yang ada di GOR Desa Ciroyom. Para pengungsi, sudah diurus segala kebutuhannya selama di pengungsian.

“Mudah-mudahan segera bisa ada solusinya,” katanya.

Sampai saat ini, menurut Helmi pemerintah daerah juga masih belum mengetahui penyebab pergerakan tanah atau tanah amblas yang terjadi di empat kampung tersebut hingga menyebabkan 28 rumah warga rusak. Karena, pihaknya masih menunggu hasil kajian PVMBG. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com