Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Debat Gibran dan Bajo Putaran Kedua Nanti Malam, Ini 4 Hal Penting yang Perlu Diketahui

Kompas.com - 03/12/2020, 13:52 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Debat putaran kedua Pilkada Solo 2020 akan digelar malam ini, Kamis (3/12/2020).

Dua calon Wali Kota Solo yakni Gibran Rakabuming Raka dan Bagyo Wahyono akan memaparkan materi terkait inovasi, kota budaya, keberagaman dan masyarakat sipil.

Berikut sejumlah hal penting menjelang debat yang dilakukan enam hari sebelum pencoblosan ini:

Baca juga: Jelang Debat Putaran Kedua Pilkada Solo, Gibran Sudah Simulasi, Bagyo Tanpa Persiapan Khusus

1. Berlangsung 120 menit, ini tema yang diusung

Keraton Surakarta HadiningratSHUTTERSTOCK Keraton Surakarta Hadiningrat
Ketua KPU Nurul Sutarti mengemukakan, debat putaran kedua Pilkada Solo akan dilangsungkan pada Kamis malam hari.

Debat kali ini, kata Nurul, mengusung tema 'Memajukan Surakarta sebagai Kota Budaya yang Inovatif dalam Keberagaman Melalui Kolaborasi dan Penguatan Civil Society'.

Debat ini akan berlangsung selama dua jam mulai pukul 19.30 WIB hingga 21.30 WIB.

"Teknisnya sama (dengan debat pertama). Ada delapan segmen dan ada pertanyaan dari masyarakat," kata Nurul.

Adapun acara debat akan disiarkan secara langsung di stasiun swasta lokal dan live streaming media sosial KPU Solo.

Baca juga: Gibran dan Bajo Disebut Minim Penguasaan Medan pada Debat Perdana

Debat Pilkada Solo 2020 Debat Pilkada Solo 2020

2. Bagaimana persiapan Gibran dan Bajo?

Menghadapi debat putaran kedua, putra sulung presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka mengaku siap.

Sebab, dirinya telah melakukan sejumlah persiapan, salah satunya melakukan simulasi.

"Sudah simulasi debat kemarin. Tidak gugup kok, biasa aja," kata suami Selvi Ananda tersebut.

Sedangkan calon Wali Kota Solo lainnya, Bagyo Wahyono, mengaku telah mengantongi materi yang akan disampaikannya di hadapan publik nanti malam.

"Saya sendiri sudah punya konsep-konsep tentang masyarakat Solo. Karena saya wong Solo. Otomatis tahu kebutuhan masyarakat Solo. Tinggal nanti dimatangkan masyarakat," ungkap dia.

Meski begitu, Bagyo memang tidak melakukan persiapan secara khusus.

"Tidak ada yang dipersiapkan khusus," ujar Bagyo.

Baca juga: Saran Ketua PDI-P Solo untuk Gibran-Teguh Jelang Debat: Dipertajam Data dan Fakta

3. Pesan untuk dua pasangan calon

Ilustrasi pilkadaKOMPAS/TOTO SIHONO Ilustrasi pilkada
Bagyo maupun Gibran sama-sama mendapatkan masukan dari sejumlah tokoh menjelang debat nanti malam.

Masukan untuk Bajo disebut digunakan sebagai bekal untuk menghadapi debat putaran kedua.

"Banyak sekali pendapat-pendapat yang disampaikan ke Pak Bagyo baik dari Solo Madani, tokoh ulama dan sebagainya memberikan masukan luar biasa ke Pak Bagyo dan nanti Insya Allah ada kejutan di tanggal 3 Desember 2020 untuk Pak Bagyo debat," kata Ketua Ormas Tikus Pithi Hananta Baris.

Di sisi lain, Ketua DPC PDI-P Solo FX Hadi Rudyatmo juga memberikan masukan bagi pasangan Gibran-Teguh.

Masukan yang diberikan yakni untuk memperkuat data.

"Kemarin kita beri masukan. Semua butuh masukan juga. Masukannya nanti lebih dipertajam tentang data dan fakta yang ada," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/12/2020).

Rudy memberikan contoh perihal penanganan stunting beserta penjabaran strategi penanganannya.

Baca juga: Jika Menang Pilkada Solo, Paslon Bajo Akan Bentuk Majelis Panasihat Wali Kota

 

4. Disebut minim penguasaan medan pada debat pertama

Adapun di debat Pilkada Solo sebelumnya, pada Jumat (6/11/2020), pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono memberikan tanggapan.

Dalam debat perdana itu, baik Gibran maupun Bagyo Wahyono dianggap belum menguasai materi.

Sehingga, debat dinilai belum memberikan gambaran persoalan secara nyata.

"Kalau dilihat dari aspek penguasaan materi saya kita karena keduanya kan masih baru dan bukan petahana. Jadi belum pernah menjadi wali kota dan wakil wali kota. Masih minim penguasaan medan," kata Teguh usai debat perdana November 2020 lalu.

Materi pembahasan saat itu pun masih terlalu umum dan kurang berfokus pada persoalan spesifik.

Hal itu, menurut Teguh, berimbas pada pembahasan materi yang terlalu abstrak.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com