SEMARANG, KOMPAS.com - Peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah menjadi sorotan Presiden Joko Widodo.
Satgas Covid-19 menyebut Jateng menjadi provinsi tertinggi di Indonesia dengan penambahan kasus aktif sebanyak 2.036 pada Minggu (29/11/2020).
Kendati demikian, di hari yang sama Dinas Kesehatan Jateng mencatat jumlah penambahan kasus di Jateng sebanyak 844.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menilai ada kekeliruan dalam rilis Satgas Covid-19 tentang penambahan kasus positif di Jateng.
“Itu mengagetkan kita semuanya, bahwa dikatakan dalam rilis itu Jateng tertinggi di Indonesia pada tanggal 29 November dengan jumlah kasus 2.036. Ini berbeda jauh dari data kami, yang hanya 844 penambahannya,” kata Yulianto dalam siaran pers, Senin (30/11/2020).
Baca juga: Jumlah Kasus Harian Covid-19 Jateng Tertinggi di Indonesia, Begini Respons Ganjar...
Setelah ditelusuri, ternyata terjadi data dobel sebanyak 694 kasus dari data yang dirilis oleh Satgas Covid-19 pusat sebanyak 2.036 tersebut.
“Selain itu, kami temukan juga ada 75 orang yang pada minggu sebelumnya sudah dirilis, kemarin dirilis lagi. Untuk temuan 519 yang double data itu, ada satu nama yang ditulis sampai empat hingga lima kali sehingga total data yang dobel sebanyak 694 kasus. Itu hari itu saja, ya saat rilis Jateng tambah 2.036,” jelasnya.
Yulianto menemukan data dobel salah satunya terjadi di Kendal di mana dalam rilis pusat itu, ada satu nama pasien yang ditulis sampai lima kali.
Tak hanya data dobel, Yulianto juga menemukan banyak kasus lama yang dimasukkan dalam rilis Satgas Covid-19 pada 29 November itu.
Dari data itu, ternyata banyak data yang sebenarnya sudah diinput pada bulan Juni lalu.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan