Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Sepekan Warga Tegalbuleud di Sukabumi Terisolasi akibat Banjir

Kompas.com - 20/11/2020, 19:24 WIB
Budiyanto ,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sekitar 1.000 jiwa penduduk Dusun Cipangkalan, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Sukabumi, Jawa Barat, hampir sepekan terisolasi akibat jalan terendam banjir.

Hal tersebut disebabkan meluapnya Sungai Ciparanje yang diguyur hujan selama dua hari berturut-turut sejak Sabtu (14/11/2020).

Meluapnya Sungai Ciparanje yang mengalir dari hulu ke muaranya di Sungai Cibuni ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Baca juga: 150 Hektar Sawah di Tegalbuleud Sukabumi 4 Hari Terendam Banjir, Petani Rugi Rp 600 Juta

Namun, hingga saat ini belum ada solusi. Pada setiap musim hujan, jalanan di sekitar akan kembali ditutup banjir.

''Bukan ratusan hektar lahan persawahan saja yang terendam. Tapi jalan menuju dusun kami juga ada yang teredam,'' ujar Dede Surahman (43) tokoh pemuda Dusun Cipangkalan yang menghubungi Kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Bahkan, menurut Dede, rumah-rumah juga ada yang teredam.

Dede menuturkan, jalan yang terendam itu berlokasi di jalan desa menuju sejumlah perkampungan di Dusun Cipangkalan.

Baca juga: Pelajar SMA di Sumsel Dirampok dan Dikubur oleh Teman Sendiri

Jarak dari jalan utama ke dusun sekitar 2 kilometer dengan lebar 2,5 meter.

Ada satu titik lokasi yang terendam akibat meluapnya air Sungai Ciparanje.

Tepatnya di sekitar jembatan, karena jalan yang terendam ini lebih rendah dari jembatan.

''Kalau jalan yang terendam sekitar 500 meter ini berada di tengah-tengah persawahan yang terendam itu. Dalamnya ada yang mencapai 1 meter,'' tutur Dede yang sudah sepekan ini tidak bisa ke mana-mana.

Menurut dia, saat ini kegiatan masyarakat sangat terhambat dan sulit untuk keluar dusun menuju kecamatan dan jalan nasional.

Warga yang memiliki warung dan menjual kebutuhan pokok sudah kehabisan stok.

''Tabung gas melon, air bersih galon juga sudah sulit, karena sudah tidak ada yang mengirim karena jalannya terhambat. Sekarang kami nyaris terisolasi,'' ujar Dede.

 

Petani yang mempunyai hasil panen juga tidak bisa membawanya ke pasar dan terancam busuk.

Begitu juga petani dari luar dusun yang mempunyai lahan pertanian di Dusun Cipangkalan menjadi terhambat.

''Ada jalan alternatif jaraknya lumayan lebih jauh mencapai 3 kilometer dan masih berbatu. Juga jalannya rusak parah, bahkan ada yang terputus sekitar 30 meter,'' kata dia.

Kepala Dusun Cipangkalan Rudi Ansyah membenarkan bahwa warga di wilayahnya sulit berpergian ke mana-mana akibat akses jalan yang tergenang banjir.

''Harapan warga, jalan yang sering terendam banjir bila musim hujan dan jalan alternatif segera diperbaiki. Karena ini sudah berulang kali berlangsung bertahun-tahun,'' kata Rudi.

Camat Tegalbuleud Antono mengatakan, jalan desa itu berada di tengah-tengah hamparan lahan sawah yang terendam.

Dengan demikian, jalan tersebut otomatis ikut terendam dan tidak bisa dilintasi kendaraan bermotor.

Dia mengatakan, mengenai adanya dusun yang terisolasi, pihaknya sudah melaporkan dan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.

''Kami sudah memohon meminjam perahu karet ke BPBD,'' kata Antono saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.

Menurut dia, ketersediaan perahu karet akan lebih memudahkan masyarakat.

''Kalau persediaan logistik belum ada masalah,'' ujar dia.

Diberitakan sebelumnya, sekitar 150 hektar sawah terendam luapan air Sungai Ciparanje di Blok Denuh, Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud, Sukabumi, Jawa Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com