Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Dikasih Berapa Pun Saya Terima, Disyukuri Masih Bisa Makan"

Kompas.com - 18/11/2020, 15:39 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Meski tak lagi muda, Uud Harahap (48) masih mengayuh sepeda ontelnya keliling Kota Yogyakarta untuk menawarkan jasa pijat urut panggilan.

Saat ditemui Kompas.com, pria asal Karanganyar, Jawa Tengah, itu menuturkan bahwa dirinya tak memasang tarif.

Berapa pun yang diberi oleh pelanggan, dia terima dan syukuri.

“Rp 30 ribu mau, Rp 40 ribu mau. ya disyukuri berapapun dapatnya yang penting saya bisa tetap makan. Tiap hari saya bisa memijat 3-4 orang, karena kalau dipaksakan tidak baik,” kata pria dengan dua orang anak itu.

Baca juga: Biaya Sendiri, Tukang Pijat Tunanetra Dirikan Sekolah Gratis bagi Anak Berkebutuhan Khusus

Uud lalu ungkapkan alasan dirinya menekuni pekerjaan tukang pijat panggilan.

Baginya, pekerjaan tukang pijat dapat dilakukan hingga masa tua jika dibanding sebagai seorang penjahit. Sebab, menjahit dibutuhkan kejelian mata yang tinggi.

“Ya kalau sudah tua kan pasti susah untuk memasukkan benang ke jarum karena mata kan pasti menurun kemampuannya. Sedangkan kalau memijat kan tidak,” katanya sembari meneguk air mineral hilangkan dahaga.

4 jam pulang ke Solo naik sepeda

Uud mengaku, sebulan sekali dia pulang ke Solo dengan mengayuh sepeda.

Lebih kurang 4 jam dirinya biasanya tiba di Terminal Tirtonadi. Lalu dia lanjutkan naik bus ke rumahnya di Tawangmangu, Karanganyar.

“Saya rumahnya di Tawangmangu, karena jalan menanjak sepeda saya naiki dari Yogya ke Solo lalu sampai Solo sepeda saya titipkan ke terminal dan saya lanjut naik bus,” ujar dia.

Biasanya, Uud berangkat dari Yogyakarta pukul 04.00 WIB dini hari. Sampai di rumahnya sekitar pukul 08.00 WIB.

Baca juga: Merapi Siaga Level III, Warga Sidorejo di Klaten Masih Bertahan...

 

Berkeliling sejauh 10 kilometer

Selama bekerja di Yogyakarta, Uud mengaku berkeliling tak hanya di dalam kota.

Dirinya bahkan mencari pelanggan dari Giwagan hingga daerah Condongcatur, Sleman.

Lebih kurang setiap hari Uud mengayuh sepeda berkeliling sejauh 10 kilometer.

Saat ditemui di Kawasan Jalan Abu Bakar Ali, Uud mengaku usai memijat seorang dokter yang kecapekan karena telah melakukan operasi.

“Saya habis memijat dokter dia habis operasi kecapekan lalu saya dipanggil dan memijat di RS PKU Muhammadiyah,” katanya, Senin (16/11/2020).

Baca juga: Cerita Maisaroh, Rumah Dilempari 6 Bom Ikan dan Saudara Jadi Korban

Tak bawa ponsel

Uud mengaku, pekerjaannya dia lakukan dengan sebaik mungkin. Sepeda tuanya pun dia pasang plat bertuliskan "Pijat Urut Bayar Seikhlasknya".

Namun demikian, dirinya tak hanya asal memijat.

Baca juga: Kisah Tukang Pijat Keliling di Yogya, Kayuh Sepeda Puluhan Km hingga Bayar Seikhlasnya

Selain itu, Uud tidak memiliki ponsel selama berprofesi sebagai tukang pijat keliling. Jika berminat menggunakan jasanya, pelanggan harus bertemu langsung di jalanan untuk membuat janji.

“Kalau saya pakai HP lalu saat mijat ada yang telepon dan tidak saya angkat kok kesannya sombong jadi mending enggak usah pakai HP,” katanya.

(Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com