Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muntah dan Lemas, Satu Anak Meninggal Usai Makan Kerupuk Ikan Buntal Hasil Pancingan, Ini Ceritanya

Kompas.com - 17/11/2020, 19:52 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Diduga keracunan setelah memakan kerupuk ikan buntal, satu anak di Bali berinisial PAMS (11) meninggal dunia.

Sedangkan kerabat PAMS, KATP (5) yang juga mengonsumsi kerupuk tersebut harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Kerupuk yang dimakan oleh kedua bocah tersebut dibuat oleh orangtua salah satu korban dari ikan buntal hasil memancing di laut.

Baca juga: 2 Anak Keracunan Setelah Santap Kerupuk Kulit Ikan Buntal, Satu di Antaranya Meninggal

Bermula makan kerupuk di rumah kerabat

Ilustrasi kerupuk ikan. Dok. Asian Inspiration Ilustrasi kerupuk ikan.
Peristiwa itu terjadi Banjar Dinas Loka Segara, desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali pada Selasa (17/11/2020).

Kasubag Humas Polres Buleleng Iptu Gede Sumarjaya menjelaskan, awalnya PAMS berkunjung ke rumah KATP untuk bermain.

Saat itu, mereka pun menikmati santapan kerupuk kulit ikan buntal yang disimpan di dalam toples makanan.

Namun tak berselang lama, keduanya merasakan hal anaeh terjadi pada tubuh mereka.

Baca juga: Cerita Kakak Beradik Tipu 92 Online Shop, Dilakukan Sejak 2012, Kerugian Hampir Rp 1 Miliar

 

Ilustrasi jenazahKompas.com Ilustrasi jenazah
Muntah hingga meninggal

Ternyata, beberapa saat setelah memakan kerupuk tersebut PAMS muntah-muntah.

Tubuhnya juga lemas.

Tak jauh berbeda dengan yang dialami KATP. Ia juga merasakan hal yang sama beberapa saat kemudian.

Sempat dilarikan ke Puskesmas, mereka lalu dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buleleng lantaran terbatasnya alat.

Tetapi, nyawa PAMS tak bisa diselamatkan. Ia meninggal dunia.

Sementara KATP masih mendapatkan perawatan.

"Saat ini korban satu sudah berada di rumah duka, sedangkan korban dua masih di RSUD Buleleng," ujar Sumarjaya.

Baca juga: Pemecatan Kapolda Jabar hingga Pesan Ridwan Kamil untuk Tokoh Berpengaruh

Menerima sebagai musibah

Keluarga, kata Sumarjaya, menerima insiden tersebut sebagai musibah dan tidak akan menuntut siapa pun.

"Tidak menuntut dan menerima sebagai musibah," kata dia.

Sumarjaya mengatakan, kerupuk ikan buntal di daerah itu memang lumrah dijadikan warga sebagai camilan.

Sumber: Kompas.com (Imam Rosidin | Editor: Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com