GRESIK, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam kunjungan ke Gresik, Jawa Timur, sempat menyebut pemerintah terus mengupayakan bagi 13 juta orang untuk mendapatkan pekerjaan.
Angka tersebut muncul dari sebanyak 7 juta orang pengangguran sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, perkiraan bertambah 3 juta setelah pandemi, dan 3 juta lainnya dari lulusan baru SMA/SMK dan perguruan tinggi.
Menurut Muhadjir, tingkat pendidikan juga memengaruhi angkatan kerja di Indonesia.
Terlebih, kata dia, perusahaan maupun pelaku industri besar menerapkan standar pendidikan dalam merekrut karyawan.
"Sekarang angkatan kerja kita masih parah. Kenapa? karena 54 persen adalah tamatan SMP ke bawah. Kemudian yang SMA/SMK 30 persen, baru sisanya lulusan perguruan tinggi," ujar Muhadjir saat memberikan keterangan di gedung Pemkab Gresik, Jumat (13/11/2020).
Baca juga: Cegah Penyakit Menular, Menko PMK Dorong Penerapan Pengelolaan Limbah Medis
Karena itu, pemerintah mencoba mengubah tatanan tersebut dengan diharapkan pencari kerja nantinya minimal menyandang pendidikan SMA/SMK.
Dengan salah satu yang tengah diupayakan, melalui fasilitas Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Melalui KIP, diharapkan tidak ada lagi anak putus sekolah.
Terutama mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu, bakal dibantu melalui program ini hingga mereka dapat lulus SMA/SMK.
"Dengan kebijakan Presiden yang dirangsang melalui KIP, kita berharap 2025 nanti dapat terbalik, 70 persen angkatan kerja kita adalah lulusan SMA/SMK ke atas," ucap dia.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan