Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Permintaan Jerinx Jika Divonis Bersalah | Ini Keuntungan Pelaku yang Jual Madu Banten Palsu

Kompas.com - 11/11/2020, 06:43 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Terdakwa I Gede Ari Astina alias Jerinx menyampaikan pledoi atau pembelaan dalm sidang lanjutan di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa (10/11/2020).

Sebelumnya diketahui, Jerinx dituntut jaksa penuntut umum (JPU) pidana penjara tiga tahun dalam perkara "IDI Kacung WHO".

Dalam pledoinya, jika nantinya dirinya divonis bersalah, ia meminta agar dihukum dengan hukuman percobaan atau tahanan rumah.

Selain itu, Jerinx juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dan tak akan membuat gaduh pihak-pihak yang merasa diganggu olehnya.

Sementara itu, jajaran Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten berhasil membongkar produksi madu palsu khas Banten.

Dari hasil pengungkapan kasus itu, polisi berhasil mengamankan tiga orang tersangka yakni, AS (24) sebagai penjual, TM (35), sebagai karyawan pabrik, dan MS (47) sebagai pemilik pabrik.

Dari hasil penjual madu palsunya selama satu tahun, tersangka MS mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8 miliar.

Baca populer nusantara selengkapnya:

1. Permintaan Jerinx jika divonis bersalah

Jerinx di PN Denpasar, Selasa (10/11/2020).Kompas.com/ Imam Rosidin Jerinx di PN Denpasar, Selasa (10/11/2020).

I Gede Ari Astina alias Jerinx, terdakwa UU ITE dalam kasus "IDI Kacung WHO" berharap jika nanti dirinya divonis bersalah, ia meminta agar mendapat hukuman percobaan atau tahanan rumah.

Bukan tanpa alasan jika Jerinx meminta hal itu. Pasalnya, kata Jerinx, tidak ada sosok laki-laki yang menjaga keluarganya.

Selain itu, ia juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang sama dan akan lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

"Saya juga berjanji tak akan mengulangi perbuatan yang sama, tak akan membuat gaduh pihak-pihak yang merasa diganggu oleh saya. Saya juga berjanji akan lebih bijaksana dalam memakai media sosial," ujar Jerinx saat membacakan pleidoinya di PN Denpasar, Selasa (10/11/2020).

Baca juga: Jerinx: Saya Berjanji Tidak Membuat Gaduh Pihak yang Merasa Diganggu oleh Saya

 

2. Keuntungan Pelaku Jual Madu Banten Palsu

Polda Banten bongkar produksi madu khas Banten palsuKOMPAS.com/RASYID RIDHO Polda Banten bongkar produksi madu khas Banten palsu

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Banten Kombes Nunung Safruddin mengatakan, selama satu tahun, tersangka MS mendapatkan keuntungan dari penjualan madu palsu sebesar Rp 8 miliar.

MS, sambung Nunung, sudah memproduksi madu palsu sejak satu tahun terakhir di tempat pengolahan di Jalan SMA 101 Joglo, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kalau kita kalkulasi penghitungan antara modal sampai dengan hasil, pelaku MS ini dalam satu tahun dapat meraup keuntungan Rp 8 miliar dari jualan madu saja," kata Nunung kepada wartawan saat di Mapolda Banten, Selasa (10/11/2020).

Dijelaskan Nunung, dalam satu hari, tersangka MS dapat memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton yang dikemas dalam jeriken berkapsitas 30 liter. Per jeriken sambung Nunung, dijual dengan harga Rp 660.000.

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya kepada tersagka, madu palsu itu sudah dijualn ke seluruh di Pulau Jawa.

"Jualnya secara online, selain di sepanjang jalan daerah Lebak. Tidak hanya menyebar di wilayah Jakarta dan Banten saja, tapi wilayah Jabar, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan di luar Pulau Jawa," ujarnya.

Baca juga: Selama 1 Tahun, Keuntungan Jual Madu Banten Palsu Mencapai Rp 8 Miliar

 

3. Intan: kenapa harus malu warung ini yang bisa menguliahkan saya

Intan Rose (23) yang wajahnya dianggap mirip selebgram Anya Geraldine sedang menunggui warungnya di Cianjur, Jawa Barat.KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Intan Rose (23) yang wajahnya dianggap mirip selebgram Anya Geraldine sedang menunggui warungnya di Cianjur, Jawa Barat.

Memiliki paras wajah cantik, tidak membuat Intan R Sintia Rose (23), gadis asal Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, malu untuk menjaga warung kopi milik ibunya yang berada di Desa Sukataris, Kecamatan Karantengah.

Bahkan, dari warung milik keluarganya tersebut, Intan dapat menyelesaikan kuliahnya di salah satu universitas di Cianjur.

"Kenapa harus malu, warung ini yang bisa menguliahkan saya" kata Intan saat ditemui di warungnya, Kamis (5/11/2020).

Sejak lulus kuliah, sehari-hari Intan mejaga warung miliknya, sembari mencari informasi lowongan pekerjaan di internet.

"Jadi, untuk sementara jaga warung ini dulu, bantu ibu,” ujarnya.

Usai fotonya viral karena disebut mirip dengan artis selegram Anya Geraldine, Intan mengaku senang karena punya banyak teman dan kenalan baru yang bisa dijadikan koneksi untuknya mencari pekerjaan.

“Saya bercita-cita ingin jadi guru SMA, guru Bahasa Indonesia. Namun, sejak lulus kuliah belum ada kesempatan," ungkapnya.

Baca juga: Kenapa Harus Malu, Warung Ini yang Bisa Menguliahkan Saya

 

4. Bocah 11 tahun yang disekap tantenya dipasar ternyata juga dipaksa jadi buruh

Ilustrasi penganiayaan anak-anak.Kompas.com/ERICSSEN Ilustrasi penganiayaan anak-anak.

RK (11) bocah yang disekap tantenya ST (55) di Pasar Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, ternyata juga dipaksa jadi buruh. Korban dipaksa jadi buruh di pasar tersebut.

Manajer Operasional PD Pasar Kota Kendari Evan mengatakan, dalam satu hari, tante RK menargetkan korban harus menyetor uang Rp 50.000 per hari dari pekerjaannya sebagai buruh di pasar Baruga itu.

"Itu informasi saya dapat dari para pedagang. Jadi RK ini disuruh kerja sama tantenya, pakai arco yang disiapkan tantenya, jadi jasa angkutan belanja para pembeli dan juga angkut sayur sayuran pedagang begitu," kata Evan dihubungi, Selasa (10/11/2020).

Kata Evan, RK mulai menjalani pekerjaannya mulai dari subuh saat para pedagang melakukan pembongkaran sayur-sayuran.

Masih dikatakan Evan, RK dan tantenya sudah lima tahun tinggal di Pasar Bruga dengan menyewa lods. Mereka hanya tinggal berdua, sementara suaminya sudah meninggal.

Baca juga: Tak Hanya Kekerasan Fisik, Bocah yang Dirantai Tantenya Juga Dipaksa Jadi Buruh

 

5. Pengakuan pelaku pembunuh ibu dua anak di Palembang

Suryanto (20) pelaku pembunuhan ibu dua anak mengalami patah kaki usai melompat dari jendela rumah korban. Pelaku dihadirkan polisi dalam gelar perkara yang berlangsung di Polrestabes Palembang, Selasa (10/11/2020).KOMPAS.com/AJI YK PUTRA Suryanto (20) pelaku pembunuhan ibu dua anak mengalami patah kaki usai melompat dari jendela rumah korban. Pelaku dihadirkan polisi dalam gelar perkara yang berlangsung di Polrestabes Palembang, Selasa (10/11/2020).

Seorang pria di Palembang, Sumatera Selatan, bernama Suryanto (20), tega membunuh tetangganya sendiri, Titik Handayani (36).

Peristiwa itu terjadi di rumah korban di Kelurahan 20 Ilir D-IV, Kecamatan Ilir Timur I, Selasa (10/11/2020) dini hari.

kepada polisi, Suryanto mengaku nekat membunuh korban karena dendam setelah dicaci maki oleh korban.

"Saya bilang minta maaf kalau ada istri saya (salah). Tapi malah dikatain setan, binatang, sampai saya dicaci habis-habisan," ujarnya.

Sebelum kejadian, kata Suryanto, istrinya sempat ribut dengan korban. Setelah itu, ia ditelepon istrinya untuk pulang.

Ketika sampai di rumah, Suryanto sempat menemui korban yang tinggal bersebelahan di rumahnya dan meminta maaf.

Namun, ia malah mendapat cacian dari korban hingga terjadilah peristiwa itu.

Atas perbuatannya, Suryanto pun dikenakan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan hukuman maksimal hukuman mati.

Baca juga: Pengakuan Pembunuh Ibu 2 Anak di Palembang: Saya Sudah Minta Maaf, Malah Dikatain Setan

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis: Rasyid Ridho, Kiki Andi Pati, Aji YK Putra | Editor: David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Aprilia Ika, Abba Gabrillin, Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com