KOMPAS.com - Pabrik prouksi madu palsu khas Banten dibongkar oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Banten.
Pemilik pabrik memproduksi madu palsu menggunakan molases atau tetes tebu, pewarna makanan dan glukosa untuk mengentalkan cairan agar seperti madu asli atau fruktosa.
"Bahan yang digunakan untuk memproduksi ini tidak sama sekali tidak ada kandungan madunya, salah satu bahan berbahaya itu molases," kata Dirkrimsus Polda Banten Kombes Pol Nunung Syafruddin.
Baca juga: Kasihan Masyarakat, Yakin Madu Mujarab untuk Daya Tahan Tubuh Ternyata Madunya Palsu
Ia mengatakan jika madu palsu itu dikonsumsi terus menerus akan meyebabkan diabetes, jantung, hingga kematian.
"Dikemas seperti ini (botol) yang seolah-olah madu ini berasal dari Banten, padahal produksinya di Jakarta," katanya.
Pelaku menjual madu dengan botol ukuran 450 mililiter dan dibuat seakan madu tersebut asli dari Banten.
Baca juga: Bilangnya Madu Asli Banten, Ternyata Bikinan Jakarta Barat
Menurut Nunung, dalam sehari tersangka dapat memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton yang dikemas ke dalam jeriken berkapasitas 30 liter.
"Per jeriken dijual dengan harga Rp 660.000. Oleh para pelaku di wilayah Lebak, madu ini dikemas lagi menjadi bentuk botol, bisa djual Rp 150.000 sampai Rp 200.000," ujar Nunung.
Berdasarkan pengakuan tersangka, madu palsu itu dijual ke seluruh wilayah di Pulau Jawa termasuk dijual secara online.
Tersangka sudah memproduksi madu sejak satu tahun terakhir dan menurut penghitungan polisi, tersangka diperkirakan sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8 miliar selama satu tahun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.