KOMPAS.com - Syaharudin Effendi alias Pak Cik Itan seorang narapidana di Lapas Kelas II A Pekanbaru tewas muntah darah.
Padahal ia akan dijemput oleh Tim Harimau Kampar dari DiteDirektorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Riau.
Ia dijemput karena ikut mengendalikan peredaran narkoba di Kabupaten Bengkalis.
"Tadi malam saya ditelepon oleh Kalapas Pekanbaru menyampaikan bahwa Syaharudin Effendi telah meninggal dunia karena sakit muntah darah," kata Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi saat konferensi pers, Senin (9/11/2020).
Baca juga: 1 Bandar Narkoba Ditembak Mati, Pengendalinya Tewas Muntah Darah di Penjara
Keterlibatan Syaharudin terunkap setelah Tim Harimau Kampar menangkap dua bandar narkoba di Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (9/11/2020) pukul 02.00 WIB.
Mereka adalah Hendra dan Syamsul Bahri. Karena melawan petugas, Hendra tewas ditermbak Saat ditangkap.
Selain mereka berdua, petugas juga menangkap Simson Siahaan Effendi di Kabupaten Pelalawan.
Simson berperan mengawal Hendra dan Syamsul saat menuju Pekanbaru. Saat ditangkap, Simson sempat mengaku sebagai anggota polisi.
Baca juga: Detik-detik Bandar Narkoba Tewas Ditembak di Riau, Nekat Terobos Petugas hingga Tabrak Mobil
Kepada polisi, Simon mengatakan jika ia diupah Rp 40 juta untuk mengawal Hendra dan Syamsul.
"Tersangka Simson ini tukang kawal rute saat Hendra dan Syamsul Bahri menuju Pekanbaru, yang diupah Rp 40 juta. Yang bersangkutan juga mengaku sebagai anggota polisi saat ditangkap," kata Agung.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan