Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2020, 09:58 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Suara-suara alat tenun diselingi canda tawa beberapa perempuan yang membatik adalah suasana rutin yang ada di rumah tenun Jambi yang dikelola oleh Zainul Bahri, seorang perajin batik Jambi yang sepuh dan banyak pengalaman.

Kompas.com datang waktu pagi menjelang siang dan disambut dengan ramah oleh Zainul Bahri. Dia menggunakan kain tenun dan lacak serba merah.

Perbincangan demi perbincangan pun diselingi suara alat tenun yang digunakan beberapa murid Zainul.

Suasana siang itu terasa tenang jika memperhatikan beberapa penenun dan pembatik yang fokus pada masing-masing pekerjaannya.

“Setiap motif batik bisa jadi penanda zaman,” kata Zainul di sela-sela perbincangan.

Baca juga: Kisah Andri, Makin Kreatif di Tengah Pandemi, 1 Bulan Ciptakan 500 Motif Batik

Usahanya tutup gegara pandemi, temukan motif corona

Zainul Bahri adalah perajin tenun yang kemudian membuat batik corona. Ide tersebut datang saat rumah tenun yang dikelolanya tutup karena pandemi, yakni selama Maret hingga April 2020.

Saat memperhatikan berita soal Covid-19, ada narasumber ahli yang memperlihatkan gambar-gambar yang menyerupai virus Covid-19. Mulai dari bentuk luarnya hingga saat virus tersebut dibelah dan memiliki inti.

Informasi ini kemudian jadi bahan renungan untuknya saat malam. Waktu-waktu dirinya bisa berkonsentrasi penuh setiap kali membuat pola batik. Corat-coret sana sini dan hasilnya pertama ada tiga motif.

“Ada motif corona dengan ilustrasi bunga duren. Kemudian motif corona bunga kacapiring dan luk paku. Terakhir motif bunga kemuning,” katanya ditemui di rumah tenun miliknya beberapa waktu lalu.

Tak disangka, batik coronanya pun diminati masyarakat. 

“Bahkan sudah ada yang jadi batiknya dan langsung dibeli,” katanya pada Sabtu (31/10/2020) lalu.

Baca juga: Pesona Batik dan Sulam Karawo di Tangan Perajin Gorontalo

Sentuhan warna batik Jambi, jadi penanda zaman

 

Pria Kelahiran 27 Mei 1960 ini kemudian menambah motif batik coronanya.

Zainul Kemudian memberi warna yang lekat dengan batik klasik Jambi. Seperti merah, hitam, kuning dan coklat.

Baginya batik tersebut bukan sekadar karya untuk dijual. Namun juga jadi penanda zaman.

“Seperti batik kapal pecah, itu kan ada ceritanya kapal Belanda yang tenggelam saat perang,” katanya.

Zainul Juga berharap batik Jambi lebih dikenal lagi. Berkali-kali harapannya diulang dan diikuti tawa jenakanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Pelopor Smart City, Aplikasi Milik Pemkot Tangerang Telah Direplikasi 47 Daerah di Indonesia

Regional
Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Turunkan Stunting di Jembrana, Bupati Tamba Fokus Bantu 147 Keluarga Kurang Mampu

Regional
Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Implementasi Program BAAS, Bupati Tamba Bagikan Bahan Makanan Sehat untuk Anak Stunting

Regional
Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Fokus Pembangunan Kalteng pada 2024, dari Infrastruktur, Pendidikan, hingga Perekonomian

Regional
Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Sekdaprov Kalteng Paparkan Berbagai Inovasi dan Strategi KIP Kalteng, dari Portal PPID hingga Satu Data

Regional
Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Pabrik Biomassa Segera Berdiri di Blora, Target Produksi hingga 180.000 Ton Per Tahun

Regional
Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Atasi Banjir di Kaligawe dan Muktiharjo Kidul, Mbak Ita Optimalkan Koordinasi Lintas Sektor

Regional
Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Komitmen Jaga Kelestarian Satwa Burung, Mas Dhito: Kami Terbuka dengan Masukan dari Masyarakat

Regional
Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Soal Pembebasan Lahan Tol Kediri-Kertosono, Pemkab Kediri: Tinggal 2 Persen

Regional
Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Turunkan Angka Stunting di Sumut, Pj Gubernur Hassanudin Lakukan 2 Langkah Ini

Regional
Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Hadiri Pelantikan Ketua KONI Kalteng, Gubernur Sugianto Harap Prestasi PON Meningkat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com