Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Penembakan Polisi di Medan, Pelaku Mengaku Pecatan Brimob dan Disuruh Seorang Perempuan

Kompas.com - 05/11/2020, 15:26 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - KMS pecatan Brimob diamankan polisi karena menembak anggota Polsek Medan Barat Aiptu Robin di sebuah bengkel di Medan pada Selasa (27/10/2020).

Selain KMS, polisi juga menangkap NN yang perempuan yang memerintahkan KMS untuk melakukan teror kepada pemilik bengkel.

Kasus tersebut berawal pada 26 Oktober 2020. Hari itu KMS diminta oleh NN untuk menjemput dua orang berinisial KD dan IRV. NN memiliki masalah bisnis dengan KD serta IRV.

Baca juga: Pria yang Tembak Polisi Mengaku Serahkan Diri lalu Ditembak dengan Mata Tertutup

Keesokan harinya, 27 Oktober 2020, KMS dan lima orang lainnya mendatangi bengkel milik KD di Jalan Ringroad/Gagak Hitam.

Mereka kemudian memecahkan kaca dan merusak peralatan bengkel milik KD.

Aiptu Robin yang kebetulan ada di lokasi kejadian berusaha menghentikan tindakan KMS dan lima rekannya. Bahkan Aiptu Robin sempat mengeluarkan tembakan peringatan.

Setelah itu KMS berpura-pura mengajak Aiptu Robin berbicara. Saat berdiri dekat, KMS langsung memukul Aiptu Robin hingga senjatanya jatuh dan berhasil direbut oleh KMS.

Baca juga: Polisi yang Ditembak di Medan Mengalami Kondisi Kritis

KMS, tersangka kasus penembakan terhadap seorang anggota Polsek Medan Barat, Aiptu Robin mengaku menyerahkan diri kepada seorang anggota Polsek Percut Sei Tuan. Dua hari setelahnya, KMS ditembak di kakinya. KMS tidak tahu saat berada di mana ditembak karena matanya ditutup.KOMPAS.COM/DEWANTORO KMS, tersangka kasus penembakan terhadap seorang anggota Polsek Medan Barat, Aiptu Robin mengaku menyerahkan diri kepada seorang anggota Polsek Percut Sei Tuan. Dua hari setelahnya, KMS ditembak di kakinya. KMS tidak tahu saat berada di mana ditembak karena matanya ditutup.
Setelah itu, ia menembakkan pistol tersebut ke rusuk samping kiri dan mengenai paru-paru Aiptu Robin.

Tak hanya sampai itu. Dibantu tiga rekannya, KMS mengarahkan pistol ke arah kepala Aiptu Robin. Namun saat akan tembakkan, pelurunya tidak meledak.

"Tak sampai di situ, dibantu dengan 3 temannya, anggota kita sudah dalam kondisi tertembak, KMS ini punya niat untuk menghabisi anggota kita dengan menembak diarahkan ke kepala. Namun faktanya senjatanya gep atau pelurunya tidak meledak," jelas Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko.

Sementara itu seorang saksi mata, Faisal mengatakan jika ia mendengarkan suara tembakan di lokasi yang berjarak 10 meter darinya.

Baca juga: Duduk Perkara Polisi Medan Ditembak hingga Kritis Saat Lerai Aksi Perusakan Bengkel

"Begitu mendengar tembakan pertama saya lari ke sini," katanya ketika ditemui di lokasi pada Selasa sore.

Saat kejadian ia melihat ada 4 orang di lokasi kejadian dan 2 orang di antaranya sedang berkelahi.

Tak lama kemudian dia mendengar 2 kali tembakan. Dia tak sempat merekam video karena seseorang yang ada di dalam mobil Avanza hitam yang terparkir di pinggir jalan melarangnya.

"Jadi ada orang dari dalam mobil teriak, melarang jangan merekam. Tak nampak mukanya karena hanya buka jendelanya sedikit saja terus ditutup," katanya.

Ia mengatakan usai menembak, pelaku langsung keluar dan masuk ke mobil Avanza yang menunggu di pinggir jalan lalu melarikan diri

Baca juga: Ingin Bunuh Polisi, Pria Ini Tembak Kepala Korban tetapi Peluru Tak Meledak

Mengaku ditembak saat menyerahkan diri

Tersangka NN (kiri) dan KMS (kanan) dihadirkan saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Selasa (3/11/2020) sore. Terungkap, NN menyuruh KMS dan rekan-rekannya menjemput 2 orang untuk menemuinya. Namun pada Selasa (27/10/2020) siang, KMS menembak anggota Polsek Medan Barat dan saat ini kritis.KOMPAS.COM/DEWANTORO Tersangka NN (kiri) dan KMS (kanan) dihadirkan saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan pada Selasa (3/11/2020) sore. Terungkap, NN menyuruh KMS dan rekan-rekannya menjemput 2 orang untuk menemuinya. Namun pada Selasa (27/10/2020) siang, KMS menembak anggota Polsek Medan Barat dan saat ini kritis.
Saat konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Selasa (31/11/2020) sore, KMS mengaku menyerahkan diri ke Polsek Percut Sei Tuan setelah menembak seorang polisi di bengkel.

Dua hari setelah menyerahkan diri, KMS bercerita jika kakinya ditembak dengan kondisi matanya tertutup.

"Dua hari setelah. (Di mana ditembak) saya tidak tahu lokasinya," katanya

"Berikut menyerahkan senjata api yang saya ambil untuk menembak saudara Robin. Saya menyerahkan diri di Desa Sampali lalu dibawa ke Polsek Percut Sei Tuan," katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengakui jika KMS ditembak karena ia sempat merebut senjata anggota kepolisian saat ditangkap.

Baca juga: Penembak Polisi di Medan Ternyata Eks Brimob, Dipecat gegara Melawan Komandan

"Pengakuan ditembak? Ya silakan aja. Kan memang kita tembak. Karena berusaha merebut senjata anggota dan kita tidak mau risiko karena yang bersangkutan berniat menghabisi, seperti yang saya sampaikan tadi."

"Menghabisi anggota Polri yang sudah terluka tembak. dikejar sama dia, dikepung dengan saudara Ameng, Endang dan Hatta," katanya.

Ia juga mengatakan jika KMS adalah pecatan Brimob. Dia diberhentikan secara tidak hormat dari Brimob karena melawan komandan kompi sekitar 21 tahun yang lalu.

Baca juga: Pelaku Pungli Rampas Pistol dan Tembak Polisi, Kini Buron

"Pengakuanya seperti itu. Cuma lihat saja sendiri, layak tidak menjadi anggota Brimob. Pengakuannya pecatan anggota Brimob tahun berapa itu," ujar Riko sambil melihat ke arah KMS yang ada di sebelah kirinya.

Saat itu, KMS menjawab dengan pelan 'tahun 1999'.

Riko pun meneruskan, "21 tahun yang lalu. Entah benar atau enggak, kita sedang cek. Informasinya melawan komandan kompinya. Kemudian desersi (lalu) diberhentikan dengan tidak hormat," lanjut Riko.

Baca juga: Baku Tembak Polisi Vs Begal di Pasuruan, 3 Petugas Terluka, Tersangka Tewas

Pelaku NN membantah menyuruh KMS

Tersangka NN membantah telah menyuruh KMS untuk meneror dan mengambil KD dan IRV untuk menemuinya. NN juga menyebut bahwa KD dan IRV adalah anggotanya dan menggajinya. Sedangkan Robinson adalah Abang angkatnya.KOMPAS.COM/DEWANTORO Tersangka NN membantah telah menyuruh KMS untuk meneror dan mengambil KD dan IRV untuk menemuinya. NN juga menyebut bahwa KD dan IRV adalah anggotanya dan menggajinya. Sedangkan Robinson adalah Abang angkatnya.
Sementara itu NN seorang perempuan yang ditetapkan sebagai tersangka membantah jika pernah meminta KMS untuk menemui KD di bengkelnya. Ia mengatakan KMS adalah anggotanya yang ia gaji.

Selain terlibat kasus penembakan polisi, NN juga ditetapkan sebagai tersangka penipuan dan ia ditahan karena dianggap tidak koperatif.

"Saya tidak pernah meminta untuk menemui KD. Tidak pernah. Mereka itu semua anggota saya. Saya yang menggaji mereka semua. Mau KD, IRV, dan Robinson Silaban (korban penembakan) adalah Abang saya. Abang angkat. Orang yang sangat dekat dengan saya," katanya.

Baca juga: Tiga Warga Diduga Jadi Korban Salah Tembak Polisi, Ini Kata Kapolres Pelabuhan Makassar

Ketika ditanya digaji atas pekerjaan apa, NN hanya menjawab bahwa dirinya seorang wiraswasta.

Mengenai penipuan seperti yang disampaikan Riko, NN juga menjawab dengan singkat.

"Faktanya kan sudah diungkap. Semua murni politik. Kita buktikan saja fakta dan realitanya nanti dengan kebenaran menurut, itu yang saya inginkan," katanya.

Saat ini polisi masih mengejar lima pelaku lainnya. Tiga orang sudah diketahui identitasnya yakni Ameng, Endang, dan Hatta. Sedangkan 2 orang lainnya masih dalam penyelidikan.

Baca juga: Detik-detik Baku Tembak Polisi Vs Begal di OKU Timur, Pelaku Tewas dan Satu Anggota Terluka

Sementara itu Aiptu Robin saat ini mendapatkan perawatan dan dalam kondisi kritus karena peluru yang dtembakkan pelaku mengenai paru-parunya.

Anak korban yang bernama Anggara menjelaskan, saat ini keadaan Ayahnya masih belum stabil.

"Orangtua saya sekarang masih dalam keadaan tidak baik. Mohon doa rekan semua agar orangtua saya cepat sembuh dan bisa berkumpul dengan keluarga dan bahagia. Saya berharap agar pelaku diberikan hukuman seberat-beratnya sebagaimana perbuatannya," kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor: Farid Assifa, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com