Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pernyataan Presiden Perancis, Massa di Malang Makan Makaroni dan Ajak Warga Cintai Produk Dalam Negeri

Kompas.com - 02/11/2020, 16:44 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Aliansi Malang Kondusif menggelar aksi damai di depan Gedung DPRD Kota Malang, Senin (2/11/2020).

Mereka memprotes pernyataan Presiden Perancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina umat Islam.

Dalam aksi damai tersebut, mereka menyerukan pemboikotan produk yang berhubungan dengan Perancis.

Uniknya, aksi protes di Malang juga ditandai dengan memakan makaroni secara bersama. Seorang peserta aksi membawa makaroni yang disimbolkan sebagai Presiden Macron.

Makaroni yang dibungkus plastik itu dibagikan kepada peserta aksi dan pejabat untuk dimakan.

Baca juga: Saya Ingin Sekali Bertemu Pak Jokowi, kalau Bertemu, Saya Akan Minta Motor

Aksi yang diawali dengan long march itu diikuti sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) di Kota Malang. Aksi itu juga diikuti sejumlah tokoh agama lain.

Pernyataan mereka senada, yaitu memprotes pernyataan Emmanuel Macron.

"Kita hadir di sini sebenarnya adalah rasa kesal kita terhadap Presiden Macron yang telah merendahkan harga diri umat Islam di dunia, khususnya di Kota Malang," kata Pimpinan Daerah (Pimda) Tapak Suci Kota Malang, Kusmardiono, di depan DPRD Kota Malang, Senin.

Pendeta Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kota Malang, Rorep Sugoto, mengaku ikut merasakan sakit yang dialami umat Islam akibat pernyataan Presiden Macron.

"Kita satu hati. Saudara Muslim merasa terhina, kami ada di dalamnya. Kami turut merasakan. Manakala ada masalah kami ikut merasakan. Jangan dikira kami diam, kami ikut," katanya.

 

Ketua Forum Komunikasi Masyarakat Katolik Kota Malang, Bamby Devta, juga mengungkapkan hal yang sama.

"Kami dari kelompok Kristiani hari ini datang sebagai bentuk bela rasa bahwa yang mencubit orang Islam, juga mencubit kami umat Kristiani," katanya.

Cinta produk dalam negeri

Aksi yang berlangsung damai itu juga mengajak masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri. Aksi protes dan boikot terhadap produk Perancis bisa menjadi momentum bagi masyarakat.

"Istri kita memakai alat kecantikan, jangan boleh memakai produk-produk Perancis. Beli saja yang ada di tengah masyarakat kita. UMKM-UMKM kita sudah bangkit," kata Kusmardiono.

Baca juga: Polisi Amankan Pelajar Bawa Pistol Mainan ke Demo Kedubes Perancis

Pendeta Rorep Sugoto juga mengatakan hal serupa. Pihaknya meminta untuk bukan hanya boikot, melainkan juga mencintai produksi anak negeri.

"Indonesia kaya, mari kita pakai apa yang kita miliki. Jangan merasa elite, karena kita memakai produk luar negeri. Produk luar negeri belum tentu lebih baik daripada barang yang diproduksi dari dalam negeri," katanya.

Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika mendukung aksi protes tersebut. Menurut dia, tidak ada kebebasan yang absolut.

Kartika mengatakan, kebebasan harus menghargai hak orang lain.

"Kebebasan di Indonesia kebebasan yang bertanggung jawab. Di atas kebebasan kita masih ada hak orang lain yang harus dihormati," kata Kartika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com