Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Pesepeda yang Diduga Disiram Air Keras Saat Gowes: Panas di Kulit, Celana sampai Rusak

Kompas.com - 31/10/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sebanyak tiga orang pesepeda menjadi korban penyiraman diduga air keras saat tengah menggowes sepeda mereka, Kamis (29/10/2020).

Peristiwa itu terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, DIY.

Baca juga: Uang Rp 1 Miliar Hilang Misterius, Nasabah Ungkap Keanehan yang Dilakukan Bank

Panas di kulit

Ilustrasi air kerasShutterstock Ilustrasi air keras
Salah seorang pesepeda, Della mengatakan, cairan tersebut diduga adalah air keras.

Sebab, saat cairan menyentuh kulitnya, Della merasa kepanasan.

Bahkan cairan itu mengakibatkan kerusakan pada celananya.

"Terasa panas banget di kulit. Alhamdulillah, kulit saya aman. Saya ngeh-nya juga celana saya rusak pas sudah sampai rumah," tutur dia.

Baca juga: 3 Pesepeda di Sleman Diduga Disiram Air Keras Saat Gowes

 

Ilustrasi pesepeda.Pexels Ilustrasi pesepeda.
Disiram saat gowes sendiri, diduga pelaku pakai motor

Della menjelaskan, ia menjadi korban penyiraman diduga air keras ketika sedang menggowes seorang diri.

"Kejadian waktu itu sedang gowes sendiri karena suami suruh jalan dulu. Mereka teman-teman berangkat nyusul," tutur dia.

Tiba-tiba, ketika melintas di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik ada orang yang menyiram cairan ke arahnya.

"Pas lagi jalan santai di lampu merah setelah Hyatt itu tiba-tiba kayak ada yang siram cairan," ujar Della.

Namun, Della tidak melihat dengan saksama pelaku penyiraman. Diduga, pelaku menggunakan sepeda motor.

"Aku enggak ngeh kalau ada motor lewat di samping itu yang nyiram, karena motor yang lewat di samping itu jalannya juga santai," kata dia.

"Aku enggak ngeh dia (pelaku) boncengan atau enggak dan pakai motor apa, yang tahu teman saya korban satunya," tutur Della.

Baca juga: Uang Rp 1 Miliar Hilang Misterius, Nasabah Ungkap Keanehan yang Dilakukan Bank

Korban tak hanya satu, dilaporkan

ilustrasi bersepeda ilustrasi bersepeda
Ternyata, bukan hanya Della yang menjadi korban penyiraman diduga air keras itu.

Teman Della rupanya juga menjadi sasaran.

"Tepatnya kalau saya jam 06.00 WIB pagi pas, kalau korban lainnya setahu aku jam 06.17 WIB dan 06.40 WIB," kata dia.

Kejadian tersebut mengejutkan baginya, sebab baru pertama kali dirinya disiram diduga menggunakan air keras saat bersepeda.

Rekan Della pun telah melaporkan insiden tak menyenangkan tersebut ke polisi.

"Kemarin teman juga sudah membuat laporan, semoga segera tertangkap karena takutnya membahayakan pegowes kalau ada seperti itu. Semoga Jalan Palagan ada CCTV untuk pantau kondisi jalananya," kata dia.

Baca juga: Diduga Gangguan Jiwa, Sutejo Angkut Jenazah Ibunya Pakai Sepeda Motor

 

Ilustrasi polisi.SHUTTERSTOCK Ilustrasi polisi.
Polisi dalami ciri-ciri pelaku, pesepeda diimbau tak sendiri

Polisi meminta keterangan korban untuk mendalami ciri-ciri pelaku.

"Yang tahu persis kondisinya kan korban, ada saksi yang melihat juga. Jadi bisa kita cocokan terkait ciri-ciri diduga pelaku, ya kita akan cari pelakunya dengan petunjuk yang ada di lapangan, sambil menunggu komunikasi dengan korban," kata Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah.

Ia juga berpesan, pesepeda tidak bersepeda seorang diri untuk menghindari hal yang tak diinginkan.

"Satu sama lain harus mengawasi jangan terlena dengan kondisi yang sepi tetap waspada. Apalagi yang perempuan jangan dibiarkan sendiri, tapi setidaknya ada laki-laki yang mendampingi," ujar Deni.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor : Dony Aprian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com