Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Kasus Rp 1 Miliar di Rekening Hilang | Sulitnya Yaidah Urus Surat Kematian

Kompas.com - 30/10/2020, 06:06 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Berita seorang nasabah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Salatiga, Jawa Tengah, yang mengaku kehilangan uang tabungan sebesar Rp 1 miliar menjadi sorotan.

Nasabah yang bernama Daniel Suyoko mengaku kaget saat saldo Rp 1 miliar di rekeningnya tiba-tiba raib.

Daniel pun mengaku sudah melaporkan kasus itu ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara itu, aktivitas terkini Gunung Sinabung di Kabupaten Karo juga terus diikuti pembaca Kompas.com di hari kemarin.

Luncuran awan panas pada Kamis (29/10/2020) pagi membuat sejumlah wilayah terkena hujan abu.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

1. Misteri hilangnya uang Rp 1 miliar di rekening nasabah

Ilustrasi rekening bank.Shutterstock Ilustrasi rekening bank.

Daniel menceritakan, awalnya menyimpan uangnya senilai Rp 1,25 miliar di BPR tersebut.

Lalu, dirinya melakukan penarikan Rp 250 juta. Namun, tak disangka olehnya, saldo Rp 1 miliar tersebut tidak tercatat dalam buku tabungan Daniel.

Atas kejadian itu, Daniel melaporkan BPR tersebut kepada kepolisian dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca berita selengkapnya: Uang Rp 1 Miliar Hilang Misterius, Nasabah Ungkap Keanehan yang Dilakukan Bank

2. Gunung Sinabung luncurkan awan panas

Tampak Gunung Sinabung Mengeluarkan Awan Panas dengan jarak luncuran 1500-2.500 meter.Peneliti Priatna PVMBG Tampak Gunung Sinabung Mengeluarkan Awan Panas dengan jarak luncuran 1500-2.500 meter.

Menurut pantauan di lapangan, hujan abu terjadi di sejumlah jalan utama Kecamatan Berastagi hingga ke kawasan Tugu Perjuangan.

Badan jalan hingga trotoar tidak luput dari siraman air untuk menghilangkan dampak abu vulkanik.

Menurut Komandan Regu Pembersihan Kota Pemadam Kebakaran Kabupaten Karo, Leo Ginting, menyebut ada tiga unit mobil pemadam yang dikerahkan dalam pembersihan abu Gunung Sinabung.

Baca berita selengkapnya: Gunung Sinabung Muntahkan Awan Panas, Hujan Abu Turun di Berastagi

3. Padatnya Bandung di hari pertama libur panjang

Ilustrasi kendaraan melaju di tolDok. Jasamarga Transjawa Tollroad Regional Division Ilustrasi kendaraan melaju di tol

Berdasar keterangan Kapolrestabes Bandung Kombes Ulung Sampurna Jaya, tercatat lebih kurang 5.000 kendaraan masuk ke Bandung pada hari pertama libur panjang.

"Dari jalan tol itu keluar sekitar 4.000 sekian, jadi selisih 300, artinya masih normal. Kalau yang sudah agak padat itu yang masuk ke Kota Bandung, sekitar 6.000-an. Ini masih 5.000," kata Ulung di Mapolrestabes Bandung, Rabu (28/10/2020).

Ia memprediksi, peningkatan volume kendaraan bakal terjadi pada Kamis.

Baca beritas selengkapnya: Libur Panjang Hari Pertama, 5.000 Kendaraan Masuk ke Kota Bandung

4. Yaidah, urus surat kematian hingga Kemendagri, kok bisa?

Yaidah (51), seorang ibu asal Lembah Harapan, Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, merasakan sulitnya mengurus akta kematian anaknya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya.Tangkapan layar KompasTV Yaidah (51), seorang ibu asal Lembah Harapan, Lidah Wetan, Surabaya, Jawa Timur, merasakan sulitnya mengurus akta kematian anaknya di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surabaya.

Seorang ibu asal Surabaya, Jawa Timur, Yaidah (51) terpaksa mendatangi kantor Kementerian Dalam Negeri ( Kemendagri) di Jakarta untuk mengurus akta kematian anaknya.

Yaidah mengaku, dirinya sudah mengurus akta kematian sang anak di kantor kelurahan pada bulan Agustus.

Namun setelah sekian lama, akta kematian belum juga selesai diproses.
"Saya mulai cemas karena pihak asuransi memberi waktu 60 hari untuk menyerahkan akta kematian," ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (27/10/2020).

Baca berita selengkapnya: Perjalanan Kasus Yaidah, Dipingpong Urus Akta Kematian Anak dari Surabaya ke Jakarta hingga Tuai Reaksi Dirjen Dukcapil

5. Mengolah popok bayi jadi pupuk

Irwan Budiyanto, seorang petani muda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun mempraktekkan pemanfaatan popok bayi bekas diubah menjadi media tanam yang hemat pupuk dan irit air.KOMPAS.COM/MUHLIS AL ALAWI Irwan Budiyanto, seorang petani muda asal Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun mempraktekkan pemanfaatan popok bayi bekas diubah menjadi media tanam yang hemat pupuk dan irit air.

Irwan Budiyanto (28), warga Desa Sambirejo, Kecamatan Geger, Madiun, berinisiatif memanfaatkan diaper bekas pakai yang terbuang di sungai itu menjadi media tanam dan pupuk tanaman.

Cara pemanfaatan Irwan mengatakan, limbah diaper bisa langsung digunakan sebagai media tanam.

Sebab, diaper mengandung amonia yang berasal dari air seni dan dapat merusak tanaman.

Untuk memanfaatkan diaper sebagai media tanam, bagian gel dari popok bekas pakai itu harus diambil. Gel itu dicampur dengan mikroorganisme lokal (MOL).

“Setelah proses fermentasi selesai, gel popok itu bisa digunakan untuk media tanam dicampur dengan tanah dan sekam di polybag. Sedangkan airnya bisa untuk pupuk,” ujarnya.

Baca berita selengkapnya: Popok Bayi Ternyata Bisa Dimanfaatkan Jadi Pupuk Tanaman, Ini Caranya

(Penulis: Kontributor Karo, Hendri Setiawan, Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: Abba Gabrillin, Dheri Agriesta, Pythag Kurniati, Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com