Sejak adanya makam buatan tersebut, warga yang membuang sampah sembarangan di tepi jalan menuju fly over Tol Solo-Ngawi berkurang.
"Makam buatan ini terbukti efektif tidak ada lagi warga yang membuang sampah sembarangan di tempat itu," tutur dia.
Lingga menceritakan kawasan itu sudah bertahun-tahun digunakan sebagai tempat pembuangan sampah. Padahal, kawasan itu bukan tempat pembuangan resmi.
Baca juga: Pemkab Sleman Tambah 20 Lubang Makam Khusus Covid-19 di TPU Madurejo
Bahkan, kawasan tersebut sampai dipasangi kamera closed-circuit television (CCTV) untuk memantau warga yang membuang sampah sembarangan.
"Kami datangi yang membuang sampah itu. Mereka sempat jera," ujar dia.
Setelah ada proyek pembangunan jalan bebas hambatan bagian dari Trans Jawa, kawasan itu sempat bersih dari tumpukan sampah.
Namun, tidak lama kemudian kawasan itu kembali dijadikan tempat membuang sampah oleh warga tidak bertanggung jawab.
"Setelah itu dijadikan tempat untuk membuang sampah lagi. Karena tidak ada tiang listrik tidak bisa kita pasangi CCTV," tutur dia.
Baca juga: Banjir Bandang di Tanggamus Lampung, 50 Makam Rusak, 3 Jenazah Hanyut
Lingga menyampaikan warga yang membuang sampah di kawasan itu rata-rata berasal dari luar Pandeyan. Mereka membuang sampah ketika kondisi sepi.
"Sebenarnya yang membuang sampah itu dari luar Pandeyan. Mereka membuang sampah dalam jumlah banyak pakai mobil dan pakai bronjong. Membuangnya malam hari," ujar dia.