Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perajin di Sumedang Ini Menyulap Limbah Jadi Miniatur Bernilai Jutaan Rupiah

Kompas.com - 11/10/2020, 17:23 WIB
Aam Aminullah,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Maman Rustaman (38), warga Dusun Caricangkas RT 01/04, Desa Karyamukti, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tak menyangka hidupnya bisa berubah seperti sekarang.

Maman tidak pernah belajar secara khusus di tempat kursus atau sekolah seni.

Namun, berkat ketekunannya, Maman mampu menghasilkan karya berupa miniatur berbagai jenis kendaraan bernilai jutaan rupiah.

Baca juga: Anak 9 Tahun Dibacok Saat Bela Ibu yang Diperkosa, Pelakunya Tertangkap

Miniatur mobil seperti truk yang dihasilkan Maman sangat mirip dengan kendaraan aslinya.

Selain mirip, karya yang dihasilkan ayah dari Rafi Nugraha (5) ini juga rapi dengan presisi yang pas.

Tak heran jika miniatur yang dihasilkan warga di ujung Kabupaten Sumedang ini sudah dipesan oleh para kolektor dari berbagai daerah di Indonesia.

Maman mengatakan, sebelumnya ia bekerja di tempat pengrajin mebel di sekitar wilayah desanya.

Maman awalnya tidak memiliki keahlian khusus dalam membuat miniatur berbagai jenis mobil.

"Belajar bikin miniatur truk dan jenis mobil lainnya secara autodidak, tidak mencontoh di YouTube juga. Hanya punya sedikit keahlian, karena sebelumnya kerja sebagai finishing di perusahaan mebel," ujar Maman kepada Kompas.com di rumah sekaligus tempat workshop miniatur mobilnya, Jumat (9/10/2020).

Baca juga: Pencuri Kambing Kritis Setelah Menabrak Kambing Saat Dikejar Warga

Maman menuturkan, dia sudah menggeluti usaha ini sejak 3 tahun lalu.

Tetapi, baru fokus menekuni miniatur sejak 2 tahun terakhir, setelah tidak lagi bekerja untuk perusahaan mebel.

"Awal buat 3 tahun lalu, 2 tahun kemarin tidak ada pekerjaan, jadi mulai fokus bikin miniatur mobil," tutur Maman.

Sejak fokus menekuni usahanya ini, Maman kebanjiran pesanan dari berbagai daerah.

 

Tak banyak modal yang dikeluarkan dalam usaha ini.

Maman hanya memanfaatkan limbah kayu sisa dari perusahaan-perusahaan mebel di sekitar wilayahnya.

"Karena tidak punya modal, dari sejak pertama kali menerima pesanan dari orang sampai sekarang, saya pakai limbah kayu sisa. Yang dibeli hanya cat dan aksesoris lainnya seperti lampu mobil. Sisanya hanya mengandalkan keahilan," sebut Maman.

Maman awalnya tidak menyangka pesanan terus berdatangan hingga membuatnya kewalahan.

Maman pun akhirnya mempekerjaan adiknya untuk membantunya memenuhi pesanan yang masuk.

Maman mengatakan, sebelum pandemi Covid-19, dalam sebulan dia mampu memenuhi pesanan miniatur mobil hingga 6 unit.

Maman menuturkan, harga dari tiap miniatur yang dibuatnya ini berkisar Rp 500.000 hingga jutaan rupiah.

Harga tergantung pada tingkat kerumitan dari jenis mobil pesanan yang dibuatnya.

"Paling banyak dipesan itu miniatur jenis truk. Proses pembuatannya memakan waktu cukup lama, bisa sampai 2 minggu supaya hasilnya bagus, presisinya sesuai dan yang pesan puas," tutur Maman yang kini masih tinggal di rumah tidak layak huni.

Mencoba bangkit saat pandemi Covid-19

Maman menuturkan, usahanya mulai mandek sejak awal pandemi Covid-19.

Selain karena nihil orderan, modal usaha yang dimilikinya habis untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Baru dalam beberapa bulan ini pesanan mulai masuk lagi.

"Awalnya bingung, karena tidak ada modal untuk membeli aksesoris miniatur mobil. Kemudian saya beranikan diri pinjam ke bank. Alhamdulillah, dapat pinjaman modal dari KUR BRI, dengan proses pinjaman modal yang mudah, pembayaran cicilannya ringan," sebut Maman.

Dengan pinjaman modal dari bank itu, Maman dalam sebulan mampu memenuhi pesanan hingga 4 unit miniatur truk, dengan omzet kotor Rp 4 juta.

"Sekarang saya berharap usaha ini bisa terus berkembang, sehingga kesejahteraan keluarga bisa lebih baik dan turut membantu yang lainnya, dengan mempekerjakan mereka di tempat saya," kata Maman.

Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengunjungi tempat workshop miniatur mobil milik Kang Maman di Karyamukti, Tomo, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (9/10/2020). KOMPAS.com/AAM AMINULLAH Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengunjungi tempat workshop miniatur mobil milik Kang Maman di Karyamukti, Tomo, Sumedang, Jawa Barat, Jumat (9/10/2020).
Bupati terpukau

Tempat workshop miniatur buatan suami dari Eli Yunaeni (41) ini pun dikunjungi Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir.

"Enggak sangka, karena miniatur mobil ini saya sampai dikunjungi Pak Bupati," kata Maman, sambil menitikan air mata karena haru.

Sementara itu, Bupati Sumedang H Dony Ahmad Munir mengaku terpukau dengan miniatur truk yang dihasilkan Maman.

"Sengaja saya datang ke sini untuk memotivasi Kang Maman. Karena keahlian Beliau ini sangat langka, bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai dengan bermodal limbah kayu," sebut Dony.

Dony pun berjanji akan terus mendorong agar usaha Maman ini dapat terus berkembang.

"Nanti akan kami bantu, agar hasil karyanya ini punya label Standar Nasional Indonesia (SNI), melalui dinas terkait, kami akan bantu juga untuk packaging-nya supaya karya yang dihasilkan Kang Maman ini bisa lebih menarik lagi," ujar Dony.

Dony juga menyarankan agar Kang Maman tidak hanya memanfaatkan media sosial untuk pemasaran, tetapi juga menyediakan tempat khusus sebagai etalase produk buatannya.

"Jalin terus silaturahmi dengan para kolektor yang sebelumnya telah memesan, dengan begitu mereka ini bisa menjadi pelanggan tetap," tutur Dony.

Terkait permodalan, menurut Dony, di masa pandemi Covid-19 ini pemerintah memberikan berbagai kemudahan bagi usaha kecil dan menengah, termasuk dukungan subsidi modal.

"Di masa pandemi ini, akses permodalan dari perbankan sangat dipermudah, seperti relaksasi yang diberikan oleh sejumlah bank, ada dari BJB, BRI, termasuk dari Bank Sumedang," kata Dony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com