Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Jurni untuk Pulih, Butuh Biaya Mengobati Benjolan Besar di Wajahnya

Kompas.com - 10/10/2020, 06:33 WIB
Dheri Agriesta

Editor

KOMPAS.com - Jurni (28), seorang ibu muda asal Dusun Asam Jawa, Desa Luhu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, hanya bisa berdoa agar bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya.

Sejak tiga tahun terakhir, Jurni harus berjuang melawan benjolan yang membesar di sekitar wajah dan lehernya.

Suami Jurni, Ami (32) menceritakan, benjolan itu muncul tiga tahun lalu. Awalnya, Jurni hanya merasakan benjolan kecil di sekitar gusi.

Jurni tak risau dengan benjolan itu. Namun, benjolan itu membesar dan menjalar ke bagian wajah.

Menurut Ami, Jurni baru mengeluh tentang benjolan itu sekitar setahun lalu. Benjolan itu telah besar dan terasa sakit.

Baca juga: Mari Bantu Kakek La Mauria, Butuh Biaya Obati Penyakit yang Membuatnya Tak Bisa Melihat

Pengobatan alternatif

Ami yang tak memiliki biaya berobat memilih pengobatan tradisional. Jurni rutin meminum dedaunan yang direbus dan diperas.

Sejak tiga tahun menderita sakit, Jurni tak pernah berobat ke puskesmas atau rumah sakit.

“Hanya pakai obat tradisional saja, kita ambil daun-daunan lalu diperas airnya untuk diminum tapi tidak ada perubahan sama sekali,” kata Ami saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Karena tak ada perubahan, Ami membawa istrinya ke rumah sakit di Kota Ambon. Selama berobat, Ami dan Jurni menitipkan tiga anak mereka kepada keluarga di kampung halaman.

Jurni pun menjalani pemeriksaan rutin sekali seminggu di Rumah Sakit dr Latumeten.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Ibu Jurni. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan bebannya agar dapat hidup lebih baik. Klik di sini untuk donasi.

Sudah satu bulan menjalani pemeriksaan, Ami belum mengetahui penyakit yang diderita istrinya itu.

"Dokter sudah ambil sampel tapi hasilnya belum keluar," kata Ami.

Selama sebulan di Ambon, mereka menumpang di rumah salah satu keluarga di Kecamatan Sirimau, Ambon.

Mereka terpaksa menumpang karena Jurni harus diperiksa rutin setiap minggu. Mereka juga masih menunggu hasil diagnosa dokter.

“Dokter bilang kalau ada keluarga di Ambon sebaiknya tinggal sementara di sini dulu, kebetulan ada keluarga yang mau menampung kita di Ambon,” ujarnya.

Terkendala biaya

Ami mengaku, biaya menjadi kendala paling berat dalam mengobati penyakit istrinya. Apa lagi, dokter sudah mewanti-wanti benjolan di wajah istrinya itu butuh penanganan khusus.

Baca juga: Perjuangan Jurni, 3 Tahun Melawan Penyakit Langka di Wajahnya, Tak Punya Biaya Berobat

“Dokter bilang kalau benjolan istri saya ini ganas maka harus dirujuk ke Makassar, tapi kalau tidak ganas bisa dioperasi di sini saja,” ujarnya.

Keterbatasan biaya pula yang menjadi alasan Jurni tak menjalani rawat inap di rumah sakit. Terlebih lagi, Ami dan Jurni tak punya BPJS Kesehatan.

“Jadi kalau rawat inap pasti biayanya besar, apalagi tidak ada BPJS, saya tidak akan sanggup, saya hanya petani di kampung, istri saya hanya ibu rumah tangga,” ungkapnya.

Ia mengaku tak bisa apa-apa jika dokter memutuskan merujuk istrinya ke rumah sakit di luar Maluku.

“Kalau ke Makassar mau dapat uang dari mana untuk biaya pengobatan, istri saya tidak punya BPJS, lalu biaya makan di sana bagaimana, tinggal dimana itu berat bagi saya,” ujarnya.

Ami berharap Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat dan Pemprov Maluku membantu pengobatan istrinya. Sebab, ketiga anaknya sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang seorang ibu.

Kompas.com menggalang dana untuk membantu Ibu Jurni. Sumbangkan rezeki Anda untuk membantu meringankan bebannya agar dapat hidup lebih baik. Klik di sini untuk donasi.

(KOMPAS.com/Rahmat Rahman Patty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com