NGAWI, KOMPAS.com – Sempat viral karena dikabarkan memindah rumah lengkap dengan genting ke pondasi setinggi 130 cm seorang diri, rumah Giman yang berada di Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur kini terlihat mangkrak.
Tak banyak perubahan sejak Kompas.com berkunjung pada awal Bulan Juli lalu.
Dinding bangunan rumah setinggi 1,5 meter tak ada perubahan. Bahkan ruang tengah yang berada di bawah tanah terlihat pasangan batanya terlihat mulai miring.
“Karena timbunan tanah diinjak-injak ribuan orang membuat dinding bata geser 2 centimeter,” ujar Giman kepada Kompas.com, Minggu (04/10/2020).
Baca juga: Viral, Video Sebuah Rumah Berpindah Tempat dalam Semalam, Ini Pengakuan Pemilik
Giman yang ditemui di rumah tetangganya membantu memindahkan rumah dengan cara digotong beramai-ramai tersebut mengaku hanya mendapat bantuan dari pemerintah desa sekitar Rp 2,5 juta.
Giman juga mengaku mendapat sumbangan sukarela dari pengunjung yang datang meski jumlahnya tak seberapa. Saat ini untuk beli semen saja dia mengaku kesulitan.
”Bantuan Rp 2,5 juta habis untuk beli kebutuhan anak saya, beli susu buat makan. Kalau buat bangun (rumah) mana cukup,” katanya.
Baca juga: Penasaran, 1.000 Orang Datangi Rumah Viral yang Diyakini Berpindah Tempat dalam Semalam
Umah Giman menurut Ketua BPD Desa Mengger Suprawoto dikunjungi lebih dari 10.000 orang.
Meski tak seramai dulu, saat ini masih saja ada pengunjung dari luar kota yang melihat lihat rumah Giman menanyakan perihal bagaimana rumah dengan 16 tiang dan atap masih ada gentingnya tersebut bisa dinaikkan ke pondasi setinggi 1,3 meter dan digeser ke arah Utara sejauh 1 meter seorang diri.
“Empat hari sejak viral kemarin sehari ada 5.000 an pengunjung. Sekarang paling satu dua yang lihat,” katanya.
Meski dikunjungi lebih dari 10.000 orang, namun Giman mengaku saat ini dirinya tak lagi memiliki uang untuk menyelesaikan bangunan rumah yang dibangun setahun lalu.
Rencana penyelesaian rumahnya terbengkalai karena saat itu banyaknya pengunjung membuat Giman tak bisa bekerja.
Bangunan rumah bagian depan yang terbuat dari kayu jati milik Giman bahkan saat ini terendam air ketika hujan mengguyur.
Giman bersama anak semata wayangnya terpaksa menumpang tidur di rumah ibunya yang berjarak sekitar 10 meter dari rumahnya.
“Iya kalau hujan banjir karena air mengumpul di bangunan rumah depan karena bagian belakang sudah tinggi,” ucapnya.
Desain rumah miliknya yang sempat viral tersebut merupakan hasil pemikiran Giman sendiri, Meski hanya lulusan SD, Giman pernah mengerjakan desain perumahan saat bekerja di Jakarta.
Dia mengaku pulang ke Ngawi karena pandemi Covid-19 yang membuatnya tak lagi bisa bekerja sebagai pedagang kopi keliling.
“Kemarin masih ada uang makanya mau menyelesaikan rumah yang sudah setahun lebih saya bangun,” katanya.
Karena anggaran yang minim membuat Giman kesulitan menemukan pemborong yang mau menyelesaikan rumahnya.
Meski tak pernah berharap, dia mengaku akan senang jika ada yang membantu membiayai menyelesaikan rumahnya.” Saya tidak berharap, tapi untuk hidup saja susah karena sudah tidak kerja,” ujarnya.
Rumah Giman memiliki satu kamar berukuran 4X5 meter yang berada di bawah tanah. Kamar tersebut berawal dari kesulitan Giman mencari tanah urukan untuk pondasi rumahnya sehingga dia menggali kamar tersebut kemudian tanahnya digunakan untuk menimbun pondasi di kanan dan kiri rumahnya.
Karena lokasinya yang berada di bawah tanah membuat rumah Giman terlihat seperti memiliki 2 lantai.
“Kalau enggak viral nggak ada yang tahu ada kamar di bawah tanah karena rencananya ada 3 pintu sebelum masuk ke kamar,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.