Menurut keterangan, keanehan tersebut salah satunya dipicu karena pelaku merasa dikucilkan.
Aksi vandalisme mushala yang terjadi, juga disebut menjadi bagian pelampiasan kekesalan pelaku.
"Apa yang dilakukan (merusak mushala) merupakan pelampiasan kekesalan terhadap orang-orang di sekitar yang mengucilkan dan menghindarinya," kata Ade.
Semenjak mengalami gangguan, orangtua pelaku bahkan telah mencoba berbagai cara untuk memulihkan SKN.
Mereka mencoba dengan hipnoterapi sampai melakukan rukiyah.
SKN pun sempat dilarang keluar jika tak didampingi orangtua.
Baca juga: Pelaku yang Mencoret Dinding Mushala Mengalami Depresi, Ini Tanggapan Polisi
SKN sebelumnya dikenal sebagai sosok yang taat beribadah.
Dia bahkan sering mengikuti shalat berjemaah di mushala.
SKN juga diketahui sering menonton konten agama di YouTube.
"Tersangka juga sering melihat YouTube tentang perjuangan nabi dan juga sejarah perkembangan Islam di Turki. Dia meyakini apa yang dia lakukan kemarin itu benar," ungkap Ade.
Perilaku SKN semakin menjadi-jadi usai Idul Fitri 2020 lalu.
Puncaknya, ia mencorat-coret dinding mushala, merobek Al Quran hingga memotong kabel pengeras suara.
Baca juga: Dihadirkan Saat Konferensi Pers, Pelaku Vandalisme Mushala Menangis Sesenggukan