Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setiap Hari Jual Daun Dapat Rp 10.000, Nenek Karjiyem Sendirian Rawat Putrinya yang Lumpuh

Kompas.com - 02/10/2020, 20:00 WIB
Markus Yuwono,
Khairina

Tim Redaksi

Sukaryanti atau sering dipanggil Yanti, mendampingi Yatmi selama ibunya pergi.

Di sela berbincang, Yatmi diberi makan siang lauk sayur yang dimasak Yanti.

"Ya begini kondisinya, untuk berkomunikasi saja sulit, sehari-hari hanya tinggal di rumah," ucap Yanti.

"Dulu sebelum rumah dibongkar oleh bapak-bapak ini, setiap hujan Yatmi saya boyong ke rumah (Yanti) karena takut ambruk," kata dia.

Diakui Yanti, meski dekat dirinya tak bisa setiap saat membantu ibunya setiap saat.

Apalagi, setelah pandemi, suaminya tak lagi bekerja. Ditambah ia juga harus mengurus tiga anaknya.

Yanti juga harus menyiapkan jualan es dawet dan makanan kecil lainnya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.

Karjiyem harus bekerja mencari daun atau membeli dari tetangganya setiap dua hari sekali.

Dedaunan tanaman kebun itu dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke kantung plastik, selanjutnya dijual di pasar Playen.

Jarak Pasar Playen dengan rumahnya lumayan jauh, sekitar 25 kilometer. Ini yang membuat Karjiyem harus menyisihkan keuntungan untuk patungan biaya transportasi mobil milik tetangganya.

"Sisanya ya tidak seberapa, tetapi kalau tidak jualan siapa yang mau membelikan pampers untuk Yatmi, saya sendiri kondisinya seperti ini," ucap Yanti.

Karjiyem bercerita, tak banyak yang ia dapat dari berdagang sayuran dan daun di Pasar Playen.  Sayuran ia beli Rp 60.000 dari para tetangga. Kartiyem mengaku akan mendapat uang Rp 100.000.

Namun, keuntungan Rp 40 000 tersebut harus dipotong untuk ongkos naik mobil milik tetangganya sebesar Rp 30.000.

Kendati hanya bisa menyisihkan uang Rp 10.000 dari berjualan sayur, Karjiyem mengaku tak patah arang. Uang tersebut ia gunakan untuk makan sehari-hari.

Namun demikian dirinya tak menyerah, karena profesi ini satu-satunya tumpuhan hidup karena.

Suaminya sudah meninggal puluhan tahun yang lalu, tepatnya ketika Yatmi berusia 9 tahun.

“Kadang pulang dari pasar pukul 09.00 WIB dan kembali mengurus Yatmi, tetapi tidak apa-apa, ini sudah rejeki saya,” ucap Karjiyem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com