Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang 2020, 3 Aktor KKB di Papua Dilumpuhkan, Ini Rinciannya...

Kompas.com - 01/10/2020, 21:48 WIB
Dhias Suwandi,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - TNI-Polri terus memburu kelompok krimiinal bersenjata (KKB) di Provinsi Papua. Sejumlah upaya terus dilakukan dengan berbagai kendala yang dihadapi.

Selama 2020, aparat keamanan melumpuhkan tiga aktor penting dalam struktur kepemimpinan KKB. Dua di antaranya tewas saat kontak senjata.

"Sudah ada beberapa aktor pergerakan KKB sebelumnya, seperti Tandi Kogoya, Oniara Wonda dan Hengky Wanmang," ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, di Jayapura, Senin (17/8/2020).

Tandi Kogoya yang merupakan salah satu pimpinan KKB di wilayah Kali Kopi, Kabupaten Mimika, tewas ketika disergap aparat gabungan di Jalan Trans Nabire, Distrik Iwaka, Mimika, pada 9 April 2020.

Tandi Kogoya merupakan salah satu pelaku penembakan warga negara asing di area PT Freeport Indonesia pada 30 Maret 2020.

Dalam peristiwa itu, seorang warga negara Selandia Baru Graeme Thomas Wall tewas karena luka tembak di lokasi kejadian.

Baca juga: Perkembangan KKB di Papua, Kapolda: Tersisa Tujuh Kelompok yang Masih Aktif

Menurut Paulus, Tandi Kogoya merupakan sosok agresif dan sadis saat menjalankan aksi kriminal.

"Dia selalu tampil di depan dalam berbagai kesempatan," kata Paulus.

Dalam struktur Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Tandi Kogoya menjabat sebagai Komandan Batalyon Komando Gabungan Pertahanan (Kogap) 8, Intan Jaya.

Setelah Tandi Kogoya, TNI-Polri menangkap Oniara Wonda di Kampung IGimbut, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada 31 Mei 2020.

Menurut Paulus, terdapat sembilan catatn kriminal yang dilakukan Oniara. Namun, aksi paling menonjol adalah penyerangan rombongan Jenderal (Purn) Tito Karnavian yang saat itu menjabat sebagai Kapolda Papua di Distrik Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, 28 November 2012.

Sebelum menyerang rombongan Kapolda Papua, Oniara dan kelompoknya menyerang Polsek Pirime, Lanny Jaya. Tiga polisi meninggal dalam serangan itu.

Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab ketika menunjukan foto Tandi Kogoya dalam keterangan pers, Kamis (16/4/2020).IRSUL PANCA ADITRA Kapolda Papua Irjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Herman Asaribab ketika menunjukan foto Tandi Kogoya dalam keterangan pers, Kamis (16/4/2020).
Setiap menjalankan aksinya, kelompok Oniara Wonda menyasar aparat keamanan dan senjatanya. Terakhir Oniara Wonda berulah pada 3 November 2018.

"Penembakan terhadap aparat TNI/Polri (Satgas Ops Nemangkawi) saat akan dilakukan penegakan hukum di Markas Balingga, Kabupaten Lanny Jaya," kata Paulus.

Saat ditangkap, Oniara berusaha kabur sehingga aparat keamanan terpaksa menembak kakinya.

Hengki Wanmang (HW) merupakan aktor KKB terakhir yang ditangkap pada 16 Agustus 2020 sekitar pukul 06.00 WIT. Hengki ditangkap di lokasi persembunyiaannya.

Hengki yang dianggap sebagai salah satu pimpinan KKB Kali Kopi itu sering berulah di kawasan PT Freeeport Indonesia.

Baca juga: Pengalaman Kontak Senjata dengan KKB, 30 Menit Menegangkan di Pasar Jibama

"HW merupakan salah satu Waimung atau penyelenggara perang yang ingin melawan negara, jadi (HW) adalah aktornya, perancang dan juga sebagai pelaku," kata Paulus Waterpauw.

Menurut Paulus, HW bersama Jhony Botak, diyakini berperan sebagai pemimpin KKB Kali Kopi.

HW disebut memiliki peran penting, diduga sebagai perencana dan pelaku aksi kriminal bersenjata di kawasan PT Freeport Indonesia.

"HW adalah orang yang mengajak beberapa KKB di pegunungan tengah untuk masuk ke Tembagapura, dia yang mengatur semua untuk melakukan aksi di areal PTFI," kata dia.

Catatan kriminal HW cukup panjang. HW pernah terlibat dalam penembakan karyawan PT Freeport Indonesia di Mile 52 pada 11 Juli 2009. Insiden itu menewaskan seorang warga negara asing, Drew Nicholas Bren.

HW juga pernah menyandera masyarakat dan karyawan PT Freeport Indonesia di Kampung Banti pada 2017, juga pembakaran kartu identitas karyawan PT Freeport Indonesia di Kampung Kimberly pada 16 Juli 2018, dan pembakaran SD dan rumah sakit Banti pada 24 Maret 2018.

Kemudian, HW terlibat dan merencanakan aksi penembakan di area PT Freeport Indonesia di Kwala Kencana pada 30 Maret 2020.

Menurut Paulus, sebelum tewas, HW terpantau mengumpulkan beberapa KKB dari pegunungan tengah Papua untuk kembali berulah di kawasan operasional PT Freeport Indonesia.

Baca juga: Video Viral Buaya Putih di Sungai Brantas, Tim Diturunkan Lakukan Pencarian

"HW diketahui ikut deklarasi gabungan KKB di Ilaga, Puncak, pada 8 Agustus 2020, yang bertujuan untuk melakukan aksi gabungan penembakan di Tembagapura. Setelah deklarasi HW menyiapkan tempat dan makan atau logistik buat gabungan KKB yang dipimpin oleh Lekagak Telenggen," kata Paulus.

Saat melumpuhkan HW, aparat keamanan mengamankan beberapa barang bukti seperti, satu pucuk senjata laras pendek Jericho, satu pucuk senjata laras pendek rakitan, satu pucuk senjata laras panjang rakitan, 376 butir amunisi campuran, uang tunai sebesar Rp 22.467.000, dan 19 buah alat komunikasi HP.

Kemudian, tujuh pucuk senapan angin, enam buah magasin, 18 senjata tajam, tiga bendera bintang kejora, dua teropong, satu teleskop dan dan sebuah buku tabungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com