Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal Positif Covid-19, PKL di Malioboro Sempat Mengeluh Demam, Bagaimana Pengunjungnya?

Kompas.com - 07/09/2020, 10:34 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Seorang pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro, Yogyakarta, meninggal dunia setelah terkonfirmasi positif Covid-19.

Diketahui, PKL itu setiap hari berdagang di zona tiga Malioboro.

PKL tersebut dinyatakan positif setelah hasil tes swab-nya yang keluar pada Jumat, 4 September 2020 positif terpapar virus Corona.  

Baca juga: PDP di Tegal yang Kabur Dibantu Sang Istri dari Ruang Isolasi Rumah Sakit Akhirnya Ditemukan

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, PKL itu tak berjualan karena sakit sejak 27 Agustus 2020.

Sebelum meninggal terkonfirmasi positif Covid-19, PKL itu sempat mengeluh demam, lemas, dan batuk.

"4 September hasil keluar, terkonfirmasi positif. Tapi, sore harinya, meninggal dunia, serta langsung dimakamkan di Kulon Progo," kata Heroe, Minggu (6/9/2020), dikutip dari TribunJogja.com.

Baca juga: Dibantu Sang Istri, PDP di Tegal yang Baru Pulang dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi RS

Saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta masih mendalami dari aman PKL itu tertular virus corona.

"Saat ini, jangan berspekulasi apapun terhadap kasus ini. Sebab yang positif ditemukan satu orang pedagang, yang lainnya menunggu hasil tracing," ujarnya.

Baca juga: Seorang PKL di Malioboro Meninggal karena Covid-19, Pemkot Yogyakarta Lakukan Tracing

Lakukan tracing

Setelah adanya PKL meninggal positif Covid-19, pihaknya langsung melakukan tracing kepada orang-orang yang pernah kontak erat dengan pasien tersebut.

Delapan pedagang yang berdekatan dengan lapak pasien Covid-19 yang meninggal dunia itu langsung diliburkan.

Sementara, untuk keluarga yang kontak erat dengan pasien tersebut adalah anak, menantu, dan cucunya.

Baca juga: Fakta Jenazah Dikubur di Bawah Tempat Tidur, Diduga Dibunuh Suami, Sudah Meninggal 40 Hari

Kata Heroe, anak dan menantu ini sempat mengantar PKL itu berobat. Mereka juga menggantikan PKL itu berjualan di Malioboro.

Pemkot Yogyakarta meminta keluarga dan PKL yang kontak erat dengan pasien itu diminta melakukan karantina mandiri.

"Sementara pedagang PKL lainnya masih diizinkan untuk berjualan dan kondisi di Malioboro masih aman. Sebab yang kontak erat sudah diliburkan dan isolasi mandiri. Termasuk yang sempat shalat jemaah dengan almarhumah juga sudah diminta isolasi mandiri," ungkapnya.

Baca juga: Ini Alasan Ketua RT Tolak Pemakaman Perawat di Semarang

Tercatat ada 31.000 pengunjung

Pemkot Yogyakarta mencatat sejak 18-27 Agustus 2020, terdapat 31.000 pengunjung yang mengisi QR code di Malioboro.

Tercatat, ada 3.500 pengunjung yang memasuki zona tiga.

Namun, sampai saat ini Pemkot Yogyakarta belum memeriksa para pembeli atau pengunjung tersebut.

"Kita sudah mempunyai nomor kontaknya (pengunjung). Saatnya nanti jika perlu untuk periksa akan kita hubungi melalui WhatsApp untuk periksa," katanya.

"Saat ini informasi yang disampaikan melakukan protokol Covid-19, terus pakai masker di manapun, tidak berkerumun, dan selalu cuci tangan. Serta mengurangi interaksi ambil menunggu pemberitahuan lebih lanjut," sambungnya.

Baca juga: Ini Alasan PDP di Tegal yang Baru Pulang dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi RS Dibantu Sang Istri

 

Penulis Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor Dheri Agriesta)/TribunJogja.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com