Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengamen Berhasil Biayai Ibunya Naik Haji, Slamet: Saya Nabung 10 Tahun

Kompas.com - 06/09/2020, 11:39 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Slamet Effendy (30), seorang pengamen asal Desa Kerpangan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, berhasil mendaftarkan diri bersama ibunya untuk berhaji.

Ia mendaftarkan haji di Kantor Kementerian Agama setempat dengan diantarkan tetangganya pada Kamis (3/9/2020) dengan biaya sebesar Rp 25 juta.

Sedangkan sang ibu sudah terlebih dulu ia daftarkan pada 2018 lalu.

Saat dihubungi Kompas.com, Slamet mengaku memiliki uang untuk mendaftar haji itu dari hasil menabung saat mengamen.

Baca juga: Nabung 10 Tahun, Pengamen Daftar Haji Bersama Ibunya

Setiap hari, ia menyisihkan uang Rp 20.000 hingga Rp 25.000. Uang tersebut diberikan kepada ibunya untuk disimpan.

Sedangkan jika masih ada sisa, ia gunakan untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Saya nabung 10 tahun, pak. Tiap hari nabung ke ibu Rp 20.000-25.000. Tabungannya disimpan ibu. Kalau sudah banyak, uang recehan ditukar ke toko. Oleh ibu disimpan di tas kresek dan disimpan di rumah sampai banyak," kata Slamet, dengan bahasa Madura, saat dihubungi melalui ponsel milik tetangganya, Yuyun Wahyuni, Sabtu (5/9/2020).

Menurut Slamet, keinginan untuk pergi haji bersama ibunya itu merupakan cita-citanya sejak kecil.

Untuk mewujudkan keinginannya itu, setiap hari ia mengamen di pintu tol keluar Leces Pasuruan-Probolinggo dari pagi hingga malam.

Baca juga: 10 Tahun Nabung dari Hasil Ngamen di Pintu Tol, Slamet Mampu Berangkatkan Ibunya Naik Haji

Meski dengan keterbatasan yang dimiliki, ia mengaku bersyukur karena keinginannya itu akhirnya terwujud.

Slamet, selama ini diketahui hanya tinggal bersama ibunya. Sebab, ayahnya telah meninggal dunia karena sakit.

 

Sejak ditinggal ayahnya itu, akhirnya ia juga putus sekolah sejak SD.

"Saya ingin berangkat haji sama ibu. Semoga pihak terkait bisa bantu saya," harap Slamet.

Sementara itu, tetangga Slamet, Yuyun Wahyuni mengatakan, untuk mewujudkan impiannya pergi haji bersama ibunya itu Slamet setiap hari pergi mengamen.

Baca juga: Kisah Pilu Mbah Ginem, Dagangan dan Dompet Dibawa Kabur Orang, Bingung Mikir Setoran

Ia berangkat dari pagi sampai malam.

"Dia ngamen dari pagi sampai jam 10 malam, pulang cuma makan lalu berangkat ngamen lagi," ujar Yuyun via telepon.

Slamet memintanya untuk mengantar daftar haji Kemenag itu karena tidak bisa baca tulis.

Meski hanya bekerja sebagai pengamen, namun Yuyun mengaku kagum dengan kegigihan Slamet untuk mewujudkan cita-citanya pergi haji bersama ibunya.

Penulis : Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol | Editor : Robertus Belarminus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com