Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog: Gerabah di Desa Rantau Rasau Jambi Diduga Milik Dinasti Sung

Kompas.com - 31/08/2020, 21:49 WIB
Jaka Hendra Baittri,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Penemuan gerabah tua dengan warna hijau tua, putih dan keramik bermotif tiongkok ternyata sudah diperiksa Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi pada 2018.

Sigit Ario Nugroho, nama arkeolog yang dikirim ke sana sekitar bulan April 2018 silam.

Sigit mengatakan, ia berangkat dari Jambi ke Desa Rantau Rasau, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Sebagai arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, dia memeriksa hasil laporan warga tentang temuan artefak kuno.

Bersama salah satu pegawai Disbudparpora saat itu, Sigit berkunjung ke rumah kepala desa dan berbincang untuk mengunjungi lokasi penemuan gerabah dan keramik tua.

Baca juga: Cerita Penemu Gerabah Kuno di Desa Tua, Ketukan Pintu Mistis Sampai Ketemu Harimau

Lantas Sigit bersama pemuda setempat mengunjungi Dusun Sungai Pallas menggunakan motor.

Mereka berhenti di sebuah perbatasan antara taman nasional dan desa. Perbatasan ditandai ranaman pinang dan beberapa patok-patok.

Sigit kemudian berjalan sekitar 3 sampai 4 kilometer ke dalam. Sesampainya di lokasi dia melihat gundukan tanah, lebih tinggi 50 cm ketimbang tanah lain.

Tanah itulah tempat warga setempat sering bertemu pecahan keramik, gerabah tua hingga senjata-senjata lawas.

Dugaan sementara lokasi penemuan artefak kuno itu dulunya adalah sebuah permukiman. Sebab, barang-barang kuno yang ditemukan itu lebih banyak berupa alat rumah tangga, seperti wadah air atau makanan.

Kompas.com juga memperlihatkan tembikar dengan dasar ukiran naga.

"Ini beneran naga Tiongkok ini," kata Sigit saat ditemui Kompas.com di kantor BPCB Jambi, Senin (31/8/2020).

Sepanjang perjalanan, Sigit juga melihat ada bekas-bekas sungai kuno. Pembuatan parit-parit memutus lokasi asli sungai tersebut yang bisa menjadi data penelitian yang kaya.

Sigit melihat kembali gerabah dan keramik tua yang ditaruh di rumah kepala desa. Dugaan sementara temuan itu dari Dinasti Sung.

"Kalau disebut Tang itu tua sekali. Kemungkinan agak lebih muda lagi yaitu Dinasti Sung abad 10 dan 11. Kalau Dinasti Tang antara abad 7 dan 8," katanya.

Dugaan ini disesuaikan dengan konteks temuan-temuan yang ada di Tanjaung Jabung Timur. Seperti cagar budaya kapal di Lambur dan temuan keramik lainnya.

"Kebanyakan memang dari Dinasti Sung," ungkapnya.

Meski pun begitu Sigit mengatakan masih perlu penelitian lebih lanjut dan pihaknya sudah memberikan rekomendasi ke pemerintah kabupaten tahun 2018 itu.

"Untuk ditindaklanjuti dan diperdalam lagi," katanya.

Pemerintah tak tahu

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan san Pariwisata Tanjing Jabung Timur, Teguh Rinaldo mengaku tidak tahu ada temuan artefak kuno di Desa Rantau Rasau.

Ia mengaku baru menjabat sebagai kepala bidang kebudayaan. Menurutnya, untuk melakukan penelitian ke lokasi itu, memerlukan waktu dan sumber daya manusia seperti tim penilai cagar budaya.

"Kita sudah ajukan itu. Salah satunya ada nama Mas Agus Widiatmoko orang BPCB sebagai tim penilai," katanya kepada Kompas.com via telepon seluler, Jumat (28/8/2020).

Dia mengatakan karena kondisi pandemi, rencana penelitian pun diundur.

Dia mengatakan banyak sekali cagar budaya di Tanjung Jabung Timur. Namun kalau Desa Rantau Rasau ingin jadi mendesa wisata itu harus dari inisatif warga dan pemerintah desa.

"Desanya bikin program sendiri nanti baru bisa diajukan jadi desa wisata," katanya.

Baca juga: Gali Parit di Ladang Jagung, Warga Sragen Temukan Fosil Gading Gajah Purba Sepanjang 4 Meter

Kasi permuseuman dan cagar budaya Disporabudpar Tanjung Bajung Timur mengaku juga belum mengetahui masalah artefak yang diduga dari Dinasti Sung itu.

Untuk memeriksa lokasi itu, desa tersebut harus daftar ke cagar budaya dulu.

"Baru kemudian dinilai dan bisa turun ke sana," kata Lilik via telepon, Jumat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com