Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Klaim Paparan Tumpahan Minyak di Karawang Tinggal 17 Persen

Kompas.com - 27/08/2020, 23:13 WIB
Farida Farhan,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - PT Pertamina mengklaim tumpahan minyak akibat kebocoran sumur YYA-1 milik Pertamina Hulu Energi Nort West Java (PHE ONWJ) di laut Karawang, Jawa Barat, tinggal 17 persen.

Pemulihan lahan dan ekosistem akibat tumpahan itu bakal dilakukan mulai 31 Agustus 2020 hingga pertengahan 2021.

Project Manager Pemulihan Lahan dan Ekosistem Terkontaminasi Minyak Mohamad Abdurrafiq mengatakan, pihaknya sudah melakukan pra pemulihan sejak dua bulan lalu.

Baca juga: Update Ledakan di Deli Serdang, 3 Tewas, 1 Kritis dan 9 Luka Berat

Sebanyak 300 orang dipekerjakan dalam pekerjaan yang ia sebut housekeeping itu.

Rafiq menyebut, kontaminasi minyak tinggal 17 persen dari volume paparan, di mana sampel diambil dari Karawang hingga Kepulauan Seribu.

"Artinya sekarang tinggal sisa yang 17 persen paparan harus kita beresin," ujar Rafiq usai sosialisasi pemulihan lahan dan ekosistem terkontaminasi minyak di Karawang, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: Rekor Baru, Jumlah Pasien Corona di Riau Bertambah Hampir 100 Orang

Rafiq menyebut, pihaknya telah melakukan pengambilan sampel hingga setengah meter di dalam pasir untuk mengetahui paparan minyak.

Sebab, paparan di permukaan sudah dibersihkan. Hal tersebut menurut dia merupakan bagian dari sisa 17 persen paparan minyak.

"Sampel diambil di ribuan titik," ucap dia.

Pemulihan itu akan dimulai pada 31 Agustus 2020. Untuk lahan, ditargetkan rampung pada Desember 2020.

Sementara ekosistem ditargetkan pada pertengahan 2021.

Metode yang dilakukan di antaranya bioremidiasi dan water jet cleaning.

Metode itu sudah dipaparkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

"Namun yang menentukan sudah pulih atau tidaknya bukan kami, melainkan KLHK dan Kemenko," ucap Rafiq.

Rafiq mengungkapkan, sosialisasi pemulihan itu dilakukan untuk memaparkan apa saja yang dilakukan, sekaligus menyerap aspirasi dari berbagai unsur masyarakat.

"Kita sudah terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi. Akses informasi juga sudah kami berikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com