Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Nenek Penjual Mangga Terima Uang Mainan | Pulang dari Papua, Prajurit Raider 300 Positif Corona

Kompas.com - 26/08/2020, 05:45 WIB
Rachmawati

Editor

Namun, ia memastikan bahwa sejak sekitar dua pekan lalu, Kapten A tidak bertemu dengan anggotanya.

Ia mengatakan, tak ada anggota TNI di Koramil yang melakukan kontak erat dengan Kapten A, sehingga Markas Koramil tak ditutup.

Baca juga: Batuk dan Demam, Danramil di Probolinggo Rupanya Positif Covid-19, Sang Istri Meninggal karena Corona

5. Cerita penggali makam di Surabaya

Munaji (55) salah satu penggali makam khusus jenazah Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum ( TPU) Keputih, Surabaya, mengaku telah lelah dan jenuh dengan terus adanya korban meninggal dunia akibat corona.

"Kapan ini akan berakhir? Kita sudah lelah, kita sudah jenuh. Namun bagaimana lagi, ini sudah tugas," katanya, dilansir dari KompasTV, Senin (24/8/2020).

Hingga saat ini, Munaji dan rekan-rekannya, mengaku telah memakamkan lebih kurang 1.500 jenazah Covid-19.

Sebanyak 800 jenazah di TPU Keputih dan sisanya di TPU Babat Jerawat.

Baca juga: Sepenggal Cerita Penggali Makam Khusus Covid-19 di Surabaya: Ini Nyata, Sudah 1.500 Jenazah Dikuburkan

"Ini nyata pemakamannya Covid-19, mulai awal pandemi sampai sekarang, sekitar 1.500-an lebih," kata Munaji.

Namun demikian, Munaji dan rekan-rekannya tetap tulus bekerja dan siaga 24 jam untuk memakamkan jenazah Covid-19.

Munaji bercerita di awal masa pandemi, dalam sehari dirinya memakamkan lebih kurang 35 jenazah.

Munaji pun mengajak masyarakat untuk tidak menganggap remeh wabah corona.

Ia mengatakan mengikuti protokol kesehatan adalah salah satu cara untuk mengurangi jumlah korban meninggal karena corona.

Baca juga: Kubur 1.500 Jenazah Covid-19, Penggali Makam di Surabaya: Kapan Ini Berakhir?

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Heru Dahnur, Dendi Ramdhani | Editor : Aprillia Ika, Pythag Kurniati, Michael Hangga Wismabrata)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com