SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada seluruh pejabat publik patut memberikan contoh terkait penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Hal tersebut menyusul adanya sebuah unggahan di Twitter tentang peresmian pabrik suling kayu putih Koperasi Kendeng Rimba Raya IPHS Kabupaten Grobogan.
Cuitan berisi foto-foto kegiatan tersebut diketahui diunggah pada Senin (24/8/2020) malam.
Dalam foto tersebut tampak beberapa orang tamu undangan yang diduga pejabat tidak mengenakan masker dan ada juga yang tidak benar dalam mengenakan masker.
Baca juga: Ganjar Singgung Pejabat Tak Kenakan Masker Saat Acara Peresmian di Grobogan
Ganjar pun mengingatkan para pejabat pemerintahan agar disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga bisa memberikan contoh adaptasi kebiasaan baru kepada masyarakat.
"Siapapun di antara kita, ternyata ketidaktertiban itu sering muncul. Bukan hanya kita nyalahke (menyalahkan) masyarakat ayo dicekeli, sekarang lagi operasi kan? Kemarin ada yang berontak, melawan, lha kalau kita sendiri tidak kasih contoh, pejabatnya, ya bahaya itu, maka saya bilang jangan ada kengeyelan dari pemerintahan, ya eksekutif, legislatif jangan ada di antara kita kengeyelan," kata Ganjar dalam siaran pers, Selasa (25/8/2020).
Selain itu, Ganjar juga mengkritik pemerintah daerah yang berencana menggelar event besar.
"Janganlah, Jateng masih seperti ini kok mau buat event besar. Event besar uyuk uyukan (berdesak-desakan) gitu. Kemarin ada mal dibuka langsung saya kontak nggak boleh. Ternyata tidak siap mengontrol. Ini contoh-contoh. Artinya kita jangan sepelekan. Itulah adaptasi kebiasaannya ini belum adaptif. Maka saya akan berteriak dan tidak pernah berhenti soal itu. Saya tidak peduli siapapun saya peringatkan," tegasnya.
Baca juga: Ganjar Tegur Pengelola Mal di Semarang yang Pengunjungnya Membeludak dan Abai Jaga Jarak
Ganjar mengaku belum mengetahui siapa orang yang tidak bermasker dalam foto tersebut.
Namun, dia menduga orang tak bermasker tersebut dari eksekutif, legislatif, dan perangkat desa.
"Kalau tidak salah, ada dari eksekutif, legislatif dan perangkat desa. Makanya di dinas itu kok tidak pakai (masker), saya agak sensitif soal itu. Kalau model vicon juga saya agak sensitif untuk bisa ingatkan secara langsung. Mengingatkan secara langsung itu sekaligus efek kejut yang kita berikan kepada mereka," jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.