Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Belajar Online, Melkianus Jadi Buruh untuk Isi Kuota Internet di Ponsel Teman

Kompas.com - 24/08/2020, 10:25 WIB
Nansianus Taris,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

BORONG, KOMPAS.com - Melkianus Inosensius Darung, seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kelurahan Satar Peot, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), harus bekerja jadi buruh proyek bangunan.

Melkianus menggunakan upah yang didapatkannya untuk membeli pulsa dan paket data internet untuk belajar daring.

"Kami kan sekolah pakai jadwal. Di hari-hari yang tidak ke sekolah, saya isi kerja proyek di orang. Selalu saja ada yang ajak saya untuk ikut kerja. Saya juga selalu siap kerja," kata Melkianus kepada Kompas.com di Kelurahan Satar Peot, Borong, Minggu. 

Melkianus tak memiliki ponsel pintar untuk belajar online. Pulsa dan paket data internet itu dia gunakan di ponsel milik temannya.

Baca juga: Usai Aksi Joget di HUT Maluku, Sekda Minta Masyarakat Bersahabat dengan Covid-19

Sehingga, Melkianus bisa mengakses materi dan tugas yang diberikan sekolah selama pandemi Covid-19.

"Kalau saya dapat uang dari kerja, saya pergi ke teman yang ada handphone pintar. Saya isi pulsa di handphone mereka untuk bisa kerja tugas," kata Melkianus. 

Melkianus tak masalah harus mencari uang sendiri untuk membeli pulsa agar bisa belajar online.

"Selagi saya bisa cari, tidak apa-apa. Saya harus sekolah dan selesai. Saya ingin mengubah nasib keluarga. Cukup mama yang hidup seperti ini," tutur Melkianus.

Selama menumpang belajar, teman-teman Melkianus menerimanya dengan baik. Sehingga, ia tetap semangat belajar.

Melkianus juga menyisihkan sejumlah uang hasil kerjanya sebagai buruh untuk membeli ponsel pintar agar bisa belajar online dari rumah.

Sementara itu, ibunda Melkianus, Anastasi Mbela mengaku, dirinya tidak bisa membelikan anaknya ponsel karena tak memiliki uang. 

Baca juga: Ishma, Anak Pasangan Tunanetra yang Berprestasi, Sulit Belajar Online karena Ponselnya Dicuri


Sehari-hari, Anastasi mencari dan menjual kayu api untuk menghidupi anak-anaknya.

"Saya ini hanya kerja kayu api. Hasilnya tidak cukup untuk biayai hidup kami sekeluarga apalagi mau beli handphone. Beli beras untuk makan saja kami susah," ungkap Anastasi. 

Ia berharap, ada pihak yang membantu anaknya untuk membeli ponsel pintar agar anaknya bisa belajar online di rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com