Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danrem 162 Wira Bhakti Tanggapi Kasus di RSAD Terkait Ibu Melahirkan Terlambat Ditangani

Kompas.com - 21/08/2020, 19:10 WIB
Fitri Rachmawati,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Komandan Korem (Danrem) 162 Wira Bhakti, Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, membantah petugas medis Rumah Sakit Angkatan Darat( RSAD) Wira Bhkati tidak memberikan pelayanan kepada I Gusti Ayu Arianti (23).

Arianti sebelumnya harus kehilangan bayinya, lantaran terlambat ditangani karena harus menjalani rapid test.

Rizal mengatakan, saat itu petugas menyarankan Arianti melakukan rapid test gratis di puskesmas sebagai upaya antisipasi penularan Covid-19.

"Jadi, kemarin ada ibu-ibu yang berobat, saat berobat sudah ditanyakan pada bidan yang berada di pelayanan. Ditanyakan pada pasien apakah masih mengeluarkan cairan atau tidak, si ibu menjawab sudah membaik," kata Rizal.

Baca juga: Ketuban Saya Sudah Pecah, Darah Sudah Banyak Keluar, tapi Kata Petugas Harus Rapid Test Dulu

Hal itu disampaikan Rizal usai apel tiga pilar penanganan Covid-19 bersama Gubernur NTB, Zulkieflimansyah dan Kapolda NTB, Irjen Pol Muhammad Iqbal, bersama seluruh pasukan satgas Covid-19 di lapangan Gajah Mada Polda NTB, Jumat (21/8/2020).

Rizal melanjutkan, karena pasien sudah membaik, petugas menanyakan dokter yang menangani Arianti selama kehamilannya, dan dijawab dr Gede Hendrawan Sp.OG.

Karena tidak praktek di RSAD Wira Bhkati, maka disarankan ke RSUD Kota Mataram, tempat dokter tersebut bertugas.

"Karena tidak praktek di RSAD, maka kami takut salah dalam penanganan ini, karena etika kedokteran khusus untuk ibu hamil, ditangani oleh dokter yang biasa memeriksanya. Khawatir terjadi apa-apa," ujar Rizal.

Rizal menyebut, sudah menjadi aturan di seluruh rumah sakit di NTB, pasien wajib melaksanakan rapid test.

Arianti saat itu belum melakukan rapid test.

"Kemudian ditawarkan, ibu berkenan rapid test di mana? kalau yang gratis rapid test di puskesmas, dan yang bersangkutan berkenan rapid test di puskesmas, maka beliau menuju ke puskesmas," ujar dia.

Rizal membantah di RSAD Wira Bhkati tidak tersedia alat rapid test.

"Ada, kami rapid test ada, di tempat kami juga ada, namun memang rapid test yang kami gunakan ini biasanya untuk keluarga besar TNI yang bertugas, aturannya seperti itu," ujar dia.

"Namun, kalau ada kontigensi kami bantu juga, namun pada saat itu ditawarkan pada ibu (Arianti) berkenan rapid test di mana, kalau yang gratis di puskesmas, kalau rujukan ke RSUD Kota Mataram, lebih dekat juga di puskesmas, itu yang disampaikan bidan RSAD, jangan sampai miskomunikasi," ujar Danrem.

Kronologi versi RSAD

Kepala Penerangan Korem 162/WB Mayor Inf Dahlan, menyampaikan kronologis versi RSAD Wira Bhakti, terkait munculnya berita tim medis kurang cepat merespons.

Dahlan menuturkan, dari hasil keterangan tim medis RSAD Wira Bhakti Mataram yang bertemu langsung dengan pasien, bahwa pada hari Selasa tanggal 18 Agustus 2020 di RSAD Wira Bhakti telah datang pasien atas nama I Gusti Ayu Arianti (23) yang diterima petugas medis RSAD Wira Bhakti Mataram yang bertugas saat itu.

Arianti tiba di UGD RSAD Wira Bhakti pukul 07.30 Wita dengan didampingi suaminya, dalam kondisi baik.

Petugas medis RSAD Wira Bhakti Mataram yang bertugas saat itu kemudian menanyakan keluhan pada pasien.

Baca juga: Saya Bilang ke Dokter Mau Melahirkan, Sakit Keluar Darah, Dia Bilang Tunggu Rapid Test

"Pasien menyampaikan bahwa dirinya mengalami keluar air dari jalan lahir pada dini hari (subuh). Namun, saat itu (saat ditanya di RSAD) pasien mengatakan sudah tidak mengeluarkan air lagi dari jalan lahir dan perut tidak merasa mules maupun sakit, sehingga memberi kesan pasien kondisi sangat baik, karena dapat berkomunikasi dengan baik tanpa ada yang di keluhkan lagi, " kata Dahlan.

Kemudian petugas menanyakan kepada pasien terkait dokter tempat biasa kontrol/konsul untuk pemeriksaan kandungan selama hamil (USG), pasien menjawab bahwa dokter yang selama ini menangani adalah dr Gede Hendrawan Sp.OG.

Petugas medis menyampaikan bahwa dr Gede Hendrawan Sp.OG tidak praktek di RSAD, jika ingin ditangani oleh dr Hendrawan maka disarankan ke poli kandungan RSUD kota Mataram.

Selain itu, petugas medis juga menanyakan apakah Arianti sudah melaksanakan rapid test, pasien menjawab belum pernah melakukan rapid test.

Pasien disebut menanyakan apakah boleh rapid test di klinik laboratarium dan petugas medis menjawab, sebaiknya di puskesmas, kalau di puskesmas di samping gratis juga mempermudah proses rujukan.

Setelah menerima penjelasan petugas medis, akhirnya pasien dan suaminya Yudi Prasetya Jaya pamit sekitar pukul 07.35 Wita dari RSAD.

Sebelum meninggalkan RSAD, pasien sempat bertanya kembali, apakah ke poli kandungan atau puskemas terlebih dahulu, petugas medis menjawab sebaiknya pasien ke poli kandungan RSUD Kota Mataram.

Baca juga: Cerita Polisi di Bandung, Selamatkan Ibu Hendak Melahirkan yang Ambulansnya Rusak

"Berdasarkan koronolis ini kami perlu meluruskan agar masyarakat mengetahui kronologis yang sebenarnya," ungkap Dahlan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Arianti harus kehilangan bayi laki-lakinya lantaran tidak ditangani cepat.

Bayi laki laki Arianti, meninggal dunia dalam kandungan.

Arianti telah berupaya minta ditangani tim medis di rumah sakit tersebut, namun pihak rumah sakit memintanya untuk melakukan rapid test.

Sementara, air ketuban Arianti telah pecah dan banyak mengeluarkan darah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com