Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Masyarakat Tagih Janji Kampanye Joko Widodo untuk Membangun dari Pinggiran"

Kompas.com - 18/08/2020, 20:03 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Potret ketimpangan pembangunan masih sangat dirasakan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkayang, Gustian Andiwinata mengatakan, saat berkunjung ke Dusun Sentebang, Desa Sekida, Kecamatan Jagoi Babang, Bengkayang, kondisinya dianggap sangat memprihatinkan.

Jangankan jaringan internet, layanan listrik hingga saat ini juga diketahui belum masuk di daerah tersebut.

Parahnya lagi, kondisi jalan saat musim penghujan tiba membuat masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut semakin terisolasi.

Baca juga: Infrastruktur Buruk, Anak Perbatasan Rentan Putus Sekolah dan Jadi Buruh di Malaysia

Pasalnya, jalanan yang rusak dan berlumpur menjadikannya sulit untuk dilewati.

Meski presiden sudah berulang kali berganti, nyatanya masyarakat di kawasan itu tak merasakan dampaknya secara berarti.

“Kondisi ini sudah berlangsung lama. Akibat akses jalan dari desa ke kota kecamatan tidak bisa dilewati saat musim hujan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bengkayang, Gustian Andiwinata saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/8/2020).

“Masyarakat Sentabeng meminta pemerintah pusat memenuhi janji kampanye Presiden Joko Widodo untuk membangun dari pinggiran,” ungkapnya.

 

Banyak anak putus sekolah

Gustian mengatakan, akibat sulitnya akses jalan yang dilalui tersebut, akhirnya tak sedikit anak-anak di kawasan itu yang memilih untuk putus sekolah.

“Akibat banyak anak- anak yang putus sekolah itu akhirnya menjadi buruh di Malaysia," tambah Gustian.

Terkait dengan kondisi itu, pihaknya berharap agar pemerintah pusat dapat lebih memperhatikan lagi nasib masyarakat di daerah pinggiran atau perbatasan.

Baca juga: Potret Ketimpangan Pembangunan di Papua, Beras 10 Kg Seharga Rp 2 Juta

Karena persoalan infrastruktur tersebut dianggap sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

“Masyarakat meminta pemerintah pusat bisa membagi pembangunan jalan, agar anaknya dapat sekolah dan hasil ladang dan kebunnya dapat dikeluarkan untuk dijual ke pasar,” sebut Gustian.

Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com