RUTENG, KOMPAS.com - Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Reok Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) rela mendaki gunung demi mendapatkan jaringan telepon dan internet.
Mereka terpaksa naik gunung dan bukit untuk mengirim hasil laporan pencocokan dan penelitian ( coklit) data pemilih Pilkada 2020 ini ke Bawaslu Republik Indonesia di Jakarta.
Ketua Panwascam Reok Barat Agustinus Supardi menceritakan, ia bersama staf pengawas kelurahan dan desa harus naik gunung dan bukit bebatuan demi mendapatkan sinyal telepon internet.
Ia mengaku, banyak tantangan selama perjalanan menuju titik yang ada sinyal.
"Demi kepentingan umum dan tugas negara, apapun kondisinya harus ditaklukkan. Apapun risiko mereka kami harus terima," ujar Agustinus kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu.
Baca juga: Kisah Siswa di Dusun Terpencil Sumbawa, Susah Sinyal Terpaksa Pakai HT Selama Belajar di Rumah
"Terkadang dalam perjalanan, bertemu ular, tetapi demi tugas negara, saya bersama teman-teman yang lain harus tetap semangat," sambung Agustinus.
Agustinus mengatakan, hingga saat ini, ada 10 desa di Kecamatan Reok Barat belum terjangkau jaringan telepon dan internet.
Belum adanya akses jaringan telekomunikasi itu menjadi kendala utama bagi mereka dalam melakukan koordinasi dengan pengawas Pemilu tingkat desa.
Meski demikian, proses pengawasan dan pelaporan pada tahapan coklit tetap berjalan dengan lancar.
Sadin, salah satu pengawas Pemilu di Desa Lemarang, Kecamatan Reok Barat mengungkapkan, belum adanya jaringan telepon dan internet di desa itu menjadi salah satu tantangan sendiri, terutama saat hendak berkoordinasi dengan Panwascam.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan