Suryani mengatakan, sambil menunggu pernyataan resmi dari partai, ia akan tetap melakukan pelayanan untuk Kota Medan. Walaupun Gerindra mengusung calon lain, meski yang bersankutan sesama kader partai.
Putri dari Partumpuan Naiborhu mengatakan, niatnya maju di Pilkada Medan diawali satu kebenaran yakni mengikuti mekanisme partai.
Sikap tersebut ia ambil sebagai bentuk penghormatan kepada Partai Gerindra. Ia bahkan telah membuat tagline "Medan Menang dan Maju Perempuan Medan" untuk kampanye.
Ia meyakini jika pasangan yang diusung Partai Gerindra akan menjadi pemenang di Pildaka Kota Medan.
Baca juga: Golkar Dukung Gibran dan Bobby pada Pilkada 2020
Walaupun Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad telah mengeluarkan pernyataan Aulia yang akan mendampingi Booby, Suryani mengaku masih belum mendapatkan informasi tersebut secara resmi.
"Menurut saya, sebesar Partai Gerindra, tentulah merujuk hasil survei yang mereka lakukan di daerah. Inilah pertanyaan saya, kenapa? Walaupun belum resmi. Tapi itu pun saya percaya, Pak Prabowo akan mengusung nama saya dari Partai Gerindra," katanya optimistis.
"Kita belum dipanggil, posisi kita menunggu diundang, tetap optimistis dan menghormati mekanisme partai. Masih menaruh harapan besar kepada Pak Prabowo," katanya.
Baca juga: Sekjen Optimistis PAN Dukung Bobby Nasution di Pilkada Medan
Secara administrasi yang merekomendasikan finalnya adalah DPP yakni Ketua Umum Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Ahmad Mujani.
Ia menjelaskan pihaknya telah melakukan penjaringan di tingkat bawah dan yang mendaftar ke Gerindra bukan hanya Suryani Paskah Naiborhu.
Sugiat juga mengatakan jika nama yang diusulkan tak hanya satu nama tapi beberapa nama untuk bahan pertimbangan rekomendasi final.
Baca juga: Ditanya soal Calon Wakilnya, Bobby Nasution Menggeleng dan Bilang Agak Pusing
"Ya, apa pun keputusan dari DPP, kita sebagai kader tetap tunduk, patuh dan mengamankan," kata Sugiat.
Terkait tudingan yang mengatakan Aulia tidak mengikuti proses dan tahapan penjaringan, Sugiat mengatakan jika ada dua proses yang berlaku.
Proses pertama adalah dari bawah ke atas atau button up dan proses kedua dari atas ke bawah atau top down.
DPP lah yang memiliki otoritas untuk memutuskannya. Otoritas tersebut tak hanya di Kota Medan, namun di beberapa daerah juga melakukan hal sama.
Baca juga: PDI-P Sulit Putuskan Bobby di Pilkada Medan karena Daftar di Banyak Partai
"Ya, tidak ada masalah, namanya politik," ucapnya.
Sugiat juga menyatakan jika Aulia Rahman telah diputuskan untuk mendampingi Bobby Nasution di Pilkada Kota Medan.
Namun kabar tersebut belum disampaikan ke Suryani karena alasan administrasi yang belum selesai.
"Apa yang mau disampaikan? Secara administrasi kita menunggu keputusan DPP, misalnya memfinalkan Bobby Nasution-Aulia Rahman, ya kita wajib menyampaikannya, bukan hanya ke kandidat, tetapi ke seluruh infrastruktur partai," sambung dia.
Baca juga: Terkait Tudingan soal Dinasti Politik, Ini Respons Bobby Nasution
"Dalam politik, tidak ada yang tidak mungkin, ya silakan saja misalnya Kak Suryani mau melakukan proses lobi-lobi ke DPP."
"Namanya politik, sebelum ditetapkan KPU, kita belum bisa memastikan siapa calon wali kota dan calon wakil wali kota kita. Kak Suryani silakan memperjuangkan hak politiknya," katanya lagi.
Terkait biaya survei Rp 20 juta yang dibayar oleh Suryani, Sugiat mengatakan jika biaya survei yang mahal tidak mungkin dibebankan ke partai.
Baca juga: Jelang Pilkada 2020, Bobby Nasution Ungkap Pesan Jokowi Untuknya
Namun biaya survei dibebankan kepada semua calon yang mendaftar karena survei itu untuk mengukur bagaimana elektabilitas dan popularitas calon setelah bersosialisasi.
Terkait asumsi Suryani yang merasa tak terpilih sebagai bakal calon pendamping Bobby karena berasal dari golongan minoritas, Sugiat membantahnya.
Dia mengatakan, di beberapa daerah banyak calon yang berpasangan namun berbeda keyakinan.
Baca juga: Surya Paloh: Pilkada Medan, Sampai Hari Ini Bobby yang Terbaik...
Ia menegaskan jika tidak ada urusan SARA dalam menentukan calon yang diusung. Urusan yang sebenarnya adalah bagaimana menuntaskan program-program pembangunan.
"Kalau dikatakan Gerindra mengedepankan politik SARA, saya secara tegas membantah itu. Kalau di Kota Medan, Bang Bobby dipasangkan dengan Bang Aulia, tidak ada kaitannya dengan politik identitas apa pun. Tapi lebih berkaitan kepada kepentingan pembangunan Kota Medan," pungkas Sugiat.
KOMPAS.com (Penulis: Mei Leandha | Editor: Farid Assifa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.