Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Kondisi Kakak Beradik di Sinjai yang Diduga Alami Sindrom Peter Pan

Kompas.com - 31/07/2020, 14:58 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kakak beradik Tuo (42) dan Becce (40) tersenyum lebar saat diberi hadiah balon oleh salah satu kerabatnya.

Kakak beradik asal Sinjai, Sulawesi Selatan, tersebut segera bermain dengan balon itu layaknya anak-anak.

Ya, kedua kakak beradik tersebut diduga mengalami kelainan yang mengambat pertumbuhan. Meskipun berusia dewasa, keduanya masih berperilaku layaknya anak-anak.

Baca juga: Baca juga: Cerita Kakak Adik yang Berusia 40 Tahun, tetapi Bersikap seperti Anak-anak

"Semua itu perlu pemeriksaan lebih lanjut agar dokternya bisa menentukan diagnosis penyakit," kata Kepala Puskesmas Mannanti Mukhtar.

Namun demikian, Mukhtar menduga, Tuo dan Becce mengalami sindrom Peter Pan yang disebabkan kekurangan enzim.

 

Tinggal di wilayah pelosok

Tuo dan Becce tinggal bersama ayahnya, Musen (65) di perkebunan di Desa Lembah Lohe, Kecamatan Tellu Limpoe.

Rumah mereka jaraknya lebih kurang 40 kilometer dari Kota Sinjai. Kondisi jalan menuju ke rumah Musen dan kedua anaknya juga belum beraspal.

Musen dan istrinya yang telah meninggal enam tahun lalu, memiliki 12 orang anak.

Enam orang anaknya hidup dengan normal dan kini telah berkeluarga.
Sedangkan, empat orang anaknya meninggal dunia. Lalu, dua lainnya yakni Tuo dan Becce.

Baca juga: Baca juga: Diduga Aniaya Istri di Depan Anak, Oknum Pengacara di Medan Ditangkap Polisi

Tak bisa berbicara sejak lahir

Sejak lahir, Tuo dan Becce tak bisa berbicara dan berjalan. Setiap hari, kakak beradik tersebut menghabiskan waktunya di ayunan yang ada di kamar mereka.

Kamar berukuran kecil tersebut juga digunakan untuk mandi, buang air besar dan buang air kecil.

Baca juga: Baca juga: Kisah Mulia Sekelompok Anak di Bogor, Hasil Nabung 10 Bulan Dibelikan 4 Sapi Kurban Seharga Rp 100 Juta

Saat ini, Tuo dan Becce tinggal bersama sang ayah. Meski telah berusia lanjut, Musen harus membesarkan kedua anaknya yang mengalami kelainan tersebut.

Dengan penghasilan tak menentu, Musen pun kesulitan memeriksakan kondisi kedua anaknya tersebut.

(Penulis: Kontributor Bulukumba, Nurwahidah | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com