Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Lapangan Kerja di Tengah Pandemi, Ustaz Ahmad Rintis Bisnis Ojek Online Pesantren

Kompas.com - 29/07/2020, 10:12 WIB
Irwan Nugraha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Ustaz Ahmad Tazzaka Bonanza alias Aka berhasil merintis dan memprakarsai bisnis ojek online bernama Qini Online yang didukung oleh para santrinya di Pondok Pesantren Idrisiyyah Kabupaten Tasikmalaya.

Rintisan bisnis dalam mengembangkan sektor ekonomi pesantrennya sejatinya bukan hanya ojek online ini, tapi sudah berjalan lembaga koperasi besar yang selama ini mampu menghidupi lingkungan pesantrennya.

Pesantren idrisiyyah sendiri yang berlokasi di pinggir Jalan Nasional Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, dikenal sebagai salah satu pesantren yang mampu memajukan sektor ekonomi pesantren secara mandiri.

Baca juga: 2 Bulan Tak Beroperasi akibat PSBB, PO Bus NPM Bertahan Tak PHK Karyawan

Mulai terlihat dari penghasilan dari bisnis perikanan, peternakan sampai adanya ritel modern yang selama ini berada di depan pondok pesantren tersebut.

Bukan hanya itu, warga lingkungan sekitar turut terbantu dengan mengembangkan bisnis terutama jajanan kuliner di sekitar lingkungan pesantren.

"Qini Online merupakan bentuk bisnis terbaru dari Pondok Pesantren Idrissiyah yang berbentuk seperti ojek online. Sementara ini, baru melayani pelanggan untuk pesan antar barang bagi warga Tasikmalaya. Ini tentunya membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar dan para santri juga," jelas Aka kepada wartawan, seusai grand opening Qini Online sekaligus acara silaturahmi bersama masyarakat di Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (38/7/2020).

Baca juga: Terobosan Kampung Tangkal Covid-19 Bantu Warga Kena PHK: Lahan Penuh Ular Jadi Kebun Sayur, Saluran Kumuh Jadi Tambak Ikan

Aka mengaku selama ini pesantrennya hanya berkontribusi di bidang pendidikan dan perekonomian saja.

Bahkan, dirinya pun tercatat sebagai salah satu pengurus pengembangan UKM dan sektor ekonomi pesantren se-Jawa Barat.

Dengan perkembangan era modernisasi sekarang, pondok pesantrennya pun turut terjun dalam bisnis era digital yakni perintisan ojek online.

"Pesantren dari dulu telah berkontribusi besar di Tasikmalaya. Kemarin bagamaina cara membangun dunia pendidikan, perokonomian dan sekarang juga turut masuk ke ranah politik pertama kali di Pilkada Tasikmalaya," tambahnya.

Baca juga: Cerita 3 Mahasiswa Rintis Usaha Sambal Beromzet Jutaan Rupiah, Berawal dari Orangtua Kena PHK

 

Qini online sendiri, lanjut Aka, kedepannya tak menutup kemungkinan akan mampu bersaing dengan raksasa ojek online seperti Gojek dan Grab.

Pihaknya pun mulai menyosialisasikan ojek online lokal pesantrennya kepada masyarakat melalui aplikasi Qini Online.

"Kita akan terus berusaha, nantinya akan terus berjuang membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Tasikmalaya," ujar dia yang selama ini telah dideklarasikan maju di Pilkada Tasikmalaya oleh Pondok Pesantren Idrissiyah, Kabupaten Tasikmalaya.

Pengembangan berbasis ekonomi pesantren selama ini, kata Aka, dinilai akan mampu menyejahterakan masyarakat di wilayah yang selama ini dikenal memiliki ribuan pesantren.

Selain pendidikan konvensional, nantinya pendidikan pesantren pun akan mampu berkontribusi besar dalam peningkatan ekonomi dan sosial dan bukan hanya dikenal pesantren sebagai tempat untuk pendidikan keagamaan saja.

"Saya juga coba mulai merambah ke ranah politik dengan berupaya menjadi kandidat ideal di Tasikmalaya yang harus berlatar belakang agama. Tapi, tidak cukup religius dan kalangan pesantren saja, kandidat juga harus mampu menjawab permasalahan, sosial, ekonomi, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Tujuan saya nanti pesantren disamping memberikan pendidikan keagamaan, juga akan menjamin kesejahteraan santri dan masyarakat juga," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com