Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Pembobolan Rp 300 Juta dari 3 Bank, Manfaatkan Sampah Struk ATM, Gunakan Data dari Website KPU

Kompas.com - 24/07/2020, 16:24 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Setelah melakukan serangkain penyelidikan dan penyidikan, aparat kepolisian daerah (Polda) Sumatera Selatan, berhasil menangkap dua orang pelaku pembobol di tiga bank daerah.

Kedua pelaku yang diamankan yakni, Aziz Kunadi (36), warga Desa Jagapura, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dan Mujianto (34), warga Desa Penarik, Kabupaten Muko-muko, Bengkulu. Keduanya ditangkap di kediaman masing-masing.

Dalam melakukan aksinya, mereka tidak hanya berdua melainkan bersama tiga rekannya yang masih buron.

Modus yang dilakukan para pelaku ini dengan cara memanfaatkan struk sampah yang ditinggalkan di ATM. Jika saldo yang tertera besar, pelaku akan langsung mengambilnya.

Setelah itu, mereka melancarkan aksinya dengan memalsukan identitas pemilik aslinya. Aksi itu telah dilakukan sejak tahun 2018.

Aksi pertama kali dilakukan para pelaku pada tahun 2018 lalu tepatnya di BPD Lampung senilai Rp 70 Juta.

Kemudian Bank Sultra di Kendari dengan total kerugian Rp 120 juta dan terakhir Bank Sumsel Babel Rp 116 juta.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Ternyata, pelaku ini mendapatkan data korbannya dari website pemilih milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Kasus ini sendiri terbongkar setelah polisi mendapat laporan dari korbannya bernama Hendra Martha pada 12 September 2019.

Pasca-kejadian itu, manajemen Bank Sumsel Babel (BSB) mengakui adanya kelalai dari mereka.

Namun, sebagai bentuk pertanggungjawaban. Pihak bank telah mengembalikan uang nasabah yang sempat dibobol oleh pelaku.

Berikut fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:

1. Manfaatkan sampah struk ATM, incar saldo besar

Ilustrasi mesin ATMThinkstock.com/uncle_daeng Ilustrasi mesin ATM

Kasubdit 3 Jatanras Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Suryadi mengatakan, komplotan pelaku yang membobol tiga bank BUMD ini berhasil mendapatkan identitas para korban dengan cara memungut struk hasil transaksi yang ditinggalkan di ATM.

Namun, para pelaku ini tidak asal mengambil struk yang ditinggal di ATM. Mereka mencari saldo yang besar.

"Ketika saldonya besar, pelaku ini langsung mengambil struk milik korban," ujarnya, Kamis (23/7/2020).

Dalam melancarkan aksinya, Aziz dan Mujianto memiliki peran masing-masing.

Dijelaskan Suryadi, tersangka Aziz memalsukan dokumen penting para korban, sedangkan Mujianto mencari struk di setiap ATM.

Setelah itu, para pelaku ini melancarkan aksinya dengan memalsukan identitas pemilik aslinya.

"Dokumen itu berhasil dibuat para tersangka ini dengan mengambil struk penarikan di setiap ATM. Di sana, mereka langsung membuat KTP dan buku tabungan milik korban untuk dipalsukan. Lalu tersangka menarik uang di bank dengan modus ketinggalan ATM," ujar Suryadi saat gelar perkara di Mapolda Sumsel, Senin (20/7/2020).

Baca juga: 2 Pria yang Bobol 3 Bank dan Kuras Rp 300 Juta dengan Manfaatkan Sampah Struk ATM Sudah Beraksi Sejak 2018

 

2. Cocokkan data korban dari website KPU

Ilustrasi Internetist Ilustrasi Internet

Sambung Suryadi, komplotan pelaku ini mendapatkan data korban dari website pemilih milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Mereka membuat KTP korbannya dengan mengambil data pemilih dari website milik KPU," katanya, Kamis (23/7/2020).

Setelah berhasil mendupilkasi KTP milik korbannya, pelaku kemudian langsung ke bank dengan membawa bukti rekening yang telah dipalsukan untuk mencairkan uang.

Modus yang dilakukan pelaku, lanjut Suryadi mengaku telah ketingalan kartu ATM.

"Data yang dibuat oleh tersangka ini dibuat seolah sama persis. Sehingga pihak bank percaya. SOP bank BUMD dan konvensional ini tidak seketat konvensional," ujarnya.

Baca juga: Selain Pakai Setruk ATM, Pelaku Gunakan Data KPU untuk Bobol 3 Bank

 

3. Aksi dilakukan sejak tahun 2018

Ilustrasi PolisiThinkstock/Antoni Halim Ilustrasi Polisi

Masih dikatakan Suryadi, para pelaku ini sudah melakukan aksiknya sejak tahun 2018.

Para pelaku berjumlah lima orang, dua berhasil ditangkap sementara tiga masih buron.

"Aksi ini sudah mereka lakukan sejak 2018. Mereka ini beraksi orang lima, tiga masih buron," katanya.

Aksi pertama, sambung Suryadi, dilakukan pada tahun 2018 lalu tepatnya di BPD Lampung senilai Rp 70 Juta.

Kemudian Bank Sultra di Kendari dengan total kerugian Rp 120 juta dan terakhir Bank Sumsel Babel Rp 116 juta.

Dari tangan pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa 1 lembar kertas setor tunai bank sumsel babel, 1 buku rekening bank sumsel babel syariah.

Kemudian, 1 unit printer, 1 unit LCD, 1 unit plastik stiker yang digunakan untuk mencetak KTP, Hardisk, Laptop dan handphone.

Sementara itu untuk tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

Atas perbuatannya pelaku terancam pasal 372, 378 dan 263 KUHP dengan ancaman kurungan 5 tahun penjara.

Baca juga: Kasus Pembobolan Rp 300 Juta dari 3 Bank, Pelaku Sengaja Cari Sampah Struk ATM Nominal Besar

 

4. Pengakuan pelaku

Ilustrasi pencurianShutterstock Ilustrasi pencurian

Sementara itu, dari pengakuan Mujianto, aksi tersebut dilakukannya dengan membuka rekening tabungan bank Sumsel Babel terlebih dahulu.

Setelah itu, mereka mengubah dan mengedit halaman buku rekening tersebut dengan menganti nama identitas sesuai dengan nama korban yang sudah menjadi incarannya dengan cara melihat struk penarikan ATM yang sudah tercetak.

Mujianto mengaku tidak mengetahui pasti bagaimana cara HM (DPO) mendapati identitas korban yang menjadi incarannya tersebut.

"Aku tidak tau cara HM melakukannya seperti apa aku cuma bertugas melakukan pencairan dana tersebut," kata Mujianto, Senin.

Baca juga: Kasus Pembobolan Rekening dengan Struk ATM, Robek Sebelum Buang Struk Transaksi!

 

5. Manajemen Bank Sumsel Babel akui lalai

Ilustrasi bankThinkstockphotos.com Ilustrasi bank

Sekretaris Perusahaan (Sekper) Bank Sumsel Babel Normandi Akil mengatakan, kasus pembobolan rekening nasabah tersebut dilakukan oleh orang yang terorganisir.

Dalam aksinya, mereka memanfaatkan kelengahan pegawai bank dan berhasil menguras rekening nasabah dengan memalsukan identitas.

Diakui Akil, sebenarnya sistem dan Standar Prosedur Operasional (SOP) bank berjalan dengan baik tapi pelaku memanfaatkan situasi pada saat nasabah bank sangat ramai.

"SOP di Bank Sumsel Babel sudah ada dan lengkap, tetapi ada sedikit kelalaian dari pegawai. Mereka memanfaatkan kelengahan pegawai," kata Normandi lewat pesan singkat, Kamis (23/7/2020).

Masih dikatakan Akil, uang milik nasabah yang dibobol oleh pelaku telah dikembalikan oleh pihaknya.

"Tidak ada kerugian nasabah karena sudah diselesaikan," ujarnya.

Baca juga: Manfaatkan Sampah Struk di ATM, 2 Pria Ini Bobol 3 Bank dan Kuras Rp 300 Juta

 

Sumber: KOMPAS.com : (Penulis: Aji YK Putra | | Editor: Aprillia Ika, Farid Assifa, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com