Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] 64 Kepala SMP Mundur karena Diperas Penegak Hukum | Bayi Lahir Kepalanya Tertinggal di Rahim

Kompas.com - 17/07/2020, 06:39 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 64 kepala sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mengundurkan diri.

Alasan mereka mengundurkan diri karena merasa sering diperas oleh aparat penegak hukum dalam kaitannya pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Surat pengunduran diri tersebut diserahkan langsung kepada Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Inhu, Ibrahim Alimin pada Selasa (14/7/2020).

Meski demikian, mereka tetap diminta untuk tetap bekerja sebelum adanya keputusan dari Bupati.

Sementara di Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), seorang ibu melahirkan seorang diri di kamar mandi.

Akibatnya, bayi yang dilahirkan meninggal dan tragisnya kepalanya tertinggal di dalam rahim.

Kasus tersebut saat ini tengah didalami pihak kepolisian untuk mengetahui apakah ada unsur pidana atau tidak.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca di Kompas.com.

Berikut ini lima berita populer nusantara selengkapnya.

1. Puluhan kepala SMP kompak mengundurkan diri

Ilustrasi.Thinkstock Ilustrasi.

Sebanyak 64 kepala SMP di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, mengundurkan diri.

Alasan mereka mengundurkan diri karena mengaku sering diperas oleh oknum penegak hukum dalam mengelola dana bantuan operasional sekolah (BOS).

"Surat pengunduran diri 64 kepala sekolah SMP ini akan saya teruskan ke bupati. Tapi, apakah disetujui atau tidak tergantung kepada bupati nantinya," kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Inhu, Ibrahim Alimin kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (15/7/2020).

Meski demikian, sebelum adanya keputusan dari Bupati tersebut pihaknya tetap meminta kepada kepala sekolah itu untuk bekerja seperti biasa.

Baca juga: Fakta 64 Kepala SMP Mundur, Diduga Diperas Oknum Penegak Hukum hingga Disdik Lapor Bupati

2. Kepala bayi tertinggal di rahim

Ilustrasi bayiShutterstock Ilustrasi bayi

Seorang ibu berinisial EK, di Sikka, Nusa Tenggara Timur, melahirkan seorang diri di dalam kamar mandi.

Akibat kejadian itu, sang bayi meninggal karena kepalanya tertinggal di dalam rahim.

Kasus tersebut terungkap setelah sang ibu dibawa ke puskesmas untuk pengambilan kepala sang bayi.

Hingga saat ini polisi masih melakukan pendalaman penyelidikan terkait kasus tersebut.

"Apakah ada perbuatan pidana atau tidak itu masih didalami dan diselidiki," ujar Kapolsek Kewapante Iptu Margono, Rabu (15/7/2020).

Baca juga: Bayi Dilahirkan di Toilet, Kepalanya Tertinggal di Rahim, Polisi: Ibu Panik, Langsung Menariknya

3. Warga positif corona menolak diisolasi di RS

Tangkapan layar video yang direkam petugas surveilans Puskesmas Kumai, Kalimantan Tengah, saat membujuk keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar mau menjalani isolasi, Sabtu (11/7/2020). Pasien dan keluarga menolak. KOMPAS.com/DEWANTARA Tangkapan layar video yang direkam petugas surveilans Puskesmas Kumai, Kalimantan Tengah, saat membujuk keluarga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar mau menjalani isolasi, Sabtu (11/7/2020). Pasien dan keluarga menolak.

Seorang perempuan yang berprofesi sebagai pedagang ayam di Pasar Cempaka Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, dinyatakan positif corona.

Meski demikian, warga tersebut menolak untuk dilakukan isolasi di rumah sakit.

Saat dibujuk petugas medis untuk dibawa ke rumah sakit, warga tersebut mengaku tidak sakit apa-apa.

Bahkan, sang suami juga melarang istrinya untuk dibawa ke rumah sakit.

Suaminya beranggapan mati sudah menjadi takdir manusia. Karena itu, ia tidak percaya dengan corona.

"Biar mati enggak apa-apa. Semua manusia itu pasti mati semua. Seperti apa corona itu, saya mau tahu," ujar sang suami dengan nada meninggi.

Baca juga: Positif Covid-19, Suami Pasien Sebut Istrinya Sakit karena Setan: Seperti Apa Corona, Saya Mau Tahu

4. Klarifikasi dosen Uncen soal perempuan tanpa busana

Tangkapan layar saat Marinus Yaung menjadi salah satu pemateri dalam webinar Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi pada Senin (13/7/5/2020)Istimewa Tangkapan layar saat Marinus Yaung menjadi salah satu pemateri dalam webinar Mengapa Isu Papua Diinternasionalisasi pada Senin (13/7/5/2020)

Dosen Universitas Cendrawasih ( Uncen) Marinus Yaung angkat bicara terkait perempuan tanpa busana yang muncul di belakangnya saat mengikuti diskusi webinar.

Menurutnya, perempuan tanpa busana itu merupakan anak perempuannya yang masih SD habis mandi.

Oleh karena itu, ia menilai video yang disebarkan oleh orang tak bertanggung jawab dengan narasi perempuan itu PSK tidak benar.

"Itu anak perempuan saya, dan dia baru habis mandi sore di rumah kontrakan saya di Jakarta Timur, dan mau ganti pakaian jadi namanya juga anak-anak, langsung nyosor saja ketika saya lagi ikut webinar siaran langsung dari rumah," tulis Marinus di akun Facebooknya.

Terkait dengan viralnya video dan narasi yang menyudutkan dirinya, Marinus mengaku akan membawanya ke ranah hukum.

Baca juga: Klarifikasi Dosen Uncen Terkait Perempuan Tanpa Busana Saat Webinar: Itu Anak Saya

5. Tangis Risma di pemakaman Kepala DP5A Surabaya

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dipegangi pejabat Pemkot saat mengikuti prosesi pemakaman Kepala DP5A Chandra di TPU Keputih, Rabu (15/7/2020). (SURYA.co.id/Ahmad Zaimul Haq) Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dipegangi pejabat Pemkot saat mengikuti prosesi pemakaman Kepala DP5A Chandra di TPU Keputih, Rabu (15/7/2020).

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Chandra Oratmangun meninggal dunia akibat Covid-19 pada Senin (13/7/2020).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini merasa sangat kehilangan dengan sosok almarhum.

Bahkan saat mengantarkan jenazah di pemakaman, Risma terlihat tak kuasa menahan tangis.

Dalam sambutannya, Risma juga mengucapkan terimakasih atas jasa yang sudah diberikan selama mengabdi kepada masyarakat di Kota Surabaya.

"Terima kasih sudah memberikan semuanya," kata Risma sambil sesegukan.

Baca juga: Tangis Risma di Pemakaman Kepala DP5A Surabaya: Terima Kasih Sudah Memberikan Semuanya

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Idon Tanjung | Editor : Farid Assifa, Rachmawati, Setyo Puji, Michael Hangga Wismabrata, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com