Selama menangani pasien Covid-19, Sugih mengaku menemui pasien dengan keluh kesahnya sendiri.
Meski umumnya menangani pasien Covid-19 yang berstatus orang tanpa gejala (OTG), tetapi kebanyakan pasien merasa tidak nyaman.
Dia mengatakan ada pasien yang mengalami stres saat dikarantina hingga mengalami keguguran. Ada juga pasien yang ingin bunuh diri.
"Semua itu harus dan mau tidak mau saya langsung tangani," ucap Sugih.
Baca juga: Makna Sujud Risma kepada Dokter Menurut Ketua DPRD Surabaya
Sugih berujar, sejak menangani pasien Covid-19 di Hotel Harper, telah menerima surat perpanjangan tugas sebagai penanggung jawab selama tiga kali.
Hal ini di luar ekspektasinya. Kerinduan terhadap istri dan anaknya yang masih berusia 3 bulan menjadi imbasnya.
Dia hanya bisa meneteskan air mata kala tak bisa bersentuhan lagi dengan keluarganya.
"Kalau terlalu rindu saya pasti menangis. Saya juga kecewa tidak berpikir diperlakukan seperti ini," ujar Sugih.
Kesedihan Sugih tak berhenti di sini. Insentif, yang sebelumnya dijanjikan Presiden Joko Widodo tak kunjung diterimanya sampai saat ini.
Baca juga: Insentif Dokter di RS Rujukan Covid-19 di Makassar Belum Cair, IDI: Kami Tetap Bekerja
Dia pun kecewa lantaran segalanya telah dia curahkan demi merawat pasien yang terpapar virus corona.
Kekecewaan itu kadang memuncak ketika istrinya menanyakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan keperluan sang anak.
"Semua rasa kecewa bercampur di situ. Saya harap ke depannya pemerintah tidak lagi memperpanjang masa tugas sebagai penanggung jawab," ucap Sugih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.