Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Aiptu Budiman, Dulu Pernah Marah Saat Diminta Shalat, Kini Punya Pesantren Anak Yatim

Kompas.com - 02/07/2020, 10:37 WIB
Farida Farhan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Saat hendak pulang, si kecil bilang bahwa saungnya kurang satu untuk shalat. Abah terenyuh.

Ia kemudian pulang ke rumahnya dan mengungkap ingin bertobat. Sang ibu pun memberikan wejangan agar sabar menghadapi ujian yang akan datang.

Abah kemudian kembali ke Kampung Dangdeur. Di sana ia menuaikan janjinya untuk tobat.

Mendirikan pesantren

Lima orang warga yang pernah meminta Abah untuk shalat kemudian menemaninya untuk menjadikan saung sebagai pesantren.

Namun, saat ia tengah pulang ke Bandung, saungnya diserang orang tak dikenal dengan tuduhan aliran sesat. Saungnya pun berantakan.

"Saya ingat tentang nasihat ibu saya (tentang ujian)," katanya.

Bersama lima orang warga itu, ia sepakat mendirikan pesantren. Atas saran seorang kerabat, ia mendatangkan ustaz dari Tasikmalaya.

"Saya adalah santri pertamanya," katanya.

Lambat laun, banyak anak-anak yang mengaji di pesantren itu. Sang istri pun mendukung niat mulianya itu. Ia pun menggunakan gajinya untuk kebutuhan sehari-hari para santri.

"Saya juga mengantar santri bersekolah sambil berangkat ke kantor," ujarnya.

Saat ini santrinya ada 250 yang sebagian besar adalah yatim dan duafa.

Para santri akan mulai belajar pada 5 Juli 2020, setelah setelah sebelumnya kembali ke rumah karena pandemi Covid-9.

"Untuk yatim dan duafa gratis untuk keseluruhan kebutuhan, mulai dari makan, pakaian, jajan saya nanggung," kata dia.

Tak hanya pesantren, kini ia juga mendirikan madrasah tsanawiyah dan aliyah. Ada enam pengajar di pesantren dan 23 guru di madrasah.

Polisi unik

Sementara itu, anggota DPR RI Dedi Muyadi yang sering berinteraksi dengan Abah mengatakan, Aiptu Budiman merupakan sosok polisi unik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com